Kisah Nabi Muhammad SAW: Lahir pada Tahun Gajah

3 Maret 2021, 10:17 WIB
Kamis, 28 Januari 2021 akan menjadi momen yang tepat bagi umat Muslim seluruh dunia untuk mendapatkan arah kiblat, karena bulan akan terlihat sejajar dengan Ka'bah /Foto: Al Arabiya English/

MALANG TERKINI - Apakah kalian tahu sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW?

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Kota Makkah pada tanggal 12 Rabiul Awwal atau yang akrab disebut sebagai tahun gajah.

Pada tahun tersebut terjadi tragedi pasukan bergajah atau empat puluh tahun dari berlalunya kekuasaan kisra Anusyirwan.

Baca Juga: Kumpulan Doa Lengkap yang Diajarkan Nabi Muhammad untuk Kesembuan Orang Sakit

Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad, bahwa ibunda Rasulullah pernah menceritakan , “Ketika aku melahirkannya, dari farajku keluarlah cahaya yang karenanya istana-istana negeri Syam tersinari.

Setelah dilahirkan, ibundanya Aminah mengirim utusan ke kakeknya, Abdul Muththallib untuk memberitahukan kepadanya berita gembira kelahiran cucunya tersebut.

Kakeknya langsung datang dengan sukacita dan memboyong cucunya tersebut masuk ke Ka’bah, berdoa kepada Allah dan bersyukur kepadaNya, kemudian memberinya nama Muhammad.

Pada hari ketujuh kelahirannya, Abdul Muththallib mengkhitan beliau sebagaimana tradisi yang berlaku di kalangan bangsa Arab.

Baca Juga: Doa Buka Puasa Bulan Rajab, Lengkap: Latin dan Artinya

Tsuwaibah adalah wanita pertama yang menyusui beliau setelah ibundanya. Ia merupakan budak wanita Abu Lahab yang saat itu juga tengah menyusui bayinya yang bernama Masruh.

Tahun gajah adalah peristiwa penyerangan tentara gajah untuk menghancurkan Ka’bah yang dipimpin oleh Abrahah.

Penyerangan tersebut dikarenakan Ka’bah ramai dikunjungi oleh bangsa Arab dari penjuru jazirah Arab semenjak zaman Nabi Ibrahim as.

Beberapa daerah yang jauh dari Makkah membangun rumah-rumah ibadah sendiri untuk mengalihkan perhatian penduduknya agar tidak lagi berangkat menziarahi Ka’bah.

Salah satunya adalah Abrahah al-Asyram yang membangun gereja yang indah dan megah di Shan’a. Pembangunan tersebut sebagai bentuk kesetiaan kepada raja Negus yang mengangkatnya sebagai seorang gubernur untuk memimpin Yaman.

Baca Juga: Insya Allah Mujarab, Ini Doa untuk Mengusir Nyamuk

Dia mengirim utusan ke beberapa kabilah Arab untuk mengunjungi rumah ibadah yang dibangunnya di Yaman, namun hal tersebut tidak digubris oleh orang-orang Arab, bahkan oleh orang Arab yang berada di wilayah kekuasaanya.

Kenyataan ini menyebabkan Abrahah marah dan bertekad pergi ke Makkah untuk menghancurkan Ka’bah. Bersama dengan tentara dari Abbesenia, ia memimpin pasukan tersebut dengan mengendarai seokar gajah.

Beberapa suku Arab yang mendengar rencana itu mencoba untuk menghalangi Abrahah, namun rencana tersebut gagal dikarenakan kuatnya tentara yang dipimpin Abrahah.

Mengetahui hal itu, orang-orang Quraisy yang berada di Makkah keluar dari kota Makkah dan berlindung dipuncak perbukitan karena takut pada serangan tentara Abrahah. Sebagian lainnya bersama Abdul Muththallib bergegas menuju Ka’bah dan memegang pintunya seraya berdoa memohon pertolongan kepada Allah dari serangan Abrahah dan tentaranya.

Baca Juga: Doa Ketika Turun Hujan dan Angin Kencang Lengkap Arab, Latin dan Artinya

Setelah berdoa, ia bersama orang-orang Quraisy juga keluar menuju daerah perbukitan. Kemudian Allah mengirim sekelompok burung dari arah laut . Setiap burung membawa tiga batu, satu di paruhnya dan dua di kakinya.

Batu tersebut ukurannya kurang lebih sebesar kacang, namun tak seorangpun yang tidak binasa terkenanya. Sebagaimana yang Allah terangkan dalam Surat Al-Fil Ayat 1 sampai 5 :

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?. Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar. Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. ***

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Terkini

Terpopuler