4 Peristiwa Besar di balik Bulan Muharram, Kematian Husain Salah Satunya

29 Juli 2021, 12:22 WIB
Ilustrasi Peristiwa-peristiwa besar di bulan Muharram /pixabay/jpeter2/

MALANG TERKINI - Sebentar lagi kita akan memasuki bulannya Allah yaitu bulan Muharram. Bulan Muharram ini adalah bulan yang sangat mulia, satu di antara empat bulan Hurum (Asyharul Hurum), yang Allah Subhanahu wa Ta’ala cantumkan di surat At Taubah ayat 36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Di sini Allah mengatakan Hurum “min haaa arba’atun hurum”, dari dua belas bulan itu ada empat bulan hurum atau empat bulan mulia atau empat bulan suci, salah satunya adalah bulan Muharram.

Bahkan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ketika bicara tentang keutamaan puasa, beliau mengatakan: “seutama-utamanya puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah Al-Muharram”

Baca Juga: Amalan Sunnah Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443H 2021

Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mengidhofahkan bulan kepada Allah, menunjukkan bahwa bulan itu sangat mulia. Seperti kata-kata Baitullah (rumah Allah), Naqatullah (untanya Allah), begitu juga dengan Syarullah (bulannya Allah).

Sesuatu yang diidhofahkan kepada Allah mempunyai keistimewaan sendiri, dan keutamaan melebihi bulan-bulan yang lainnya.

Ada 4 peristiwa besar yang terjadi di Bulan Muharram, di antaranya:

Peristiwa yang pertama diambil dari kitab Al Quran, pada zaman Nabi Musa Alaihissalam, beliau merupakan Nabi yang paling ternama diantara kaum Bani Israil. Sebagaimana yang diketahui bahwa perjalanan Nabi Musa Alaihissalam dari kecil sampai beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul dan Allah hancurkan musuh-musuhnya (Firaun) dan bala tentaranya.

Kisah ini dimulai dari Nabi Yusuf Alaihissalam, yang pertama membawa Bani Israil dari Palestina menuju Mesir, karena Israil adalah nama lain dari ayahandanya, Ya’qub.

Baca Juga: 20 Bingkai Twibbon Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H Gratis di Twibbonize

Ya’qub memiliki dua belas putra, salah satunya Yusuf Alaihissalam. Maka seluruh keturunan dua belas putra Ya’qub kelak akan disebut dengan Bani Israil, yakni keturunan Ya’qub Alaihissalam.

Ketika kemudian Bani Israil berkembang dan berada di Mesir, yang diberikan oleh penguasa yang sangat mulia di masa Nabi Yusuf Alaihissalam. Posisi atau kedudukan Nabi Yusuf Alaihissalam saat itu adalah seorang bendaharawan Mesir yang sangat dimuliakan dan dihormati.

Saat Nabi Yusuf Alaihissalam meninggal dunia, maka mulailah kemudian salah satu raja mesir yang dikenal dengan nama Firaun, berlaku semena-mena kepada Bani Israil.

Dia membunuh anak laki-laki mereka dan membiarkan anak-anak perempuan mereka. Hanya karena Firaun bermimpi bahwa kekuasaanya akan ditumbangkan anak laki-laki dari keturunan Bani Israil.

Dari sini akhirnya kisah Musa Alaihissalam lahir dan hidup di zaman pemerintahan Firaun, beliau dibesarkan oleh Asiyah istri Firaun.

Pada saat puncaknya, Firaun mengakui dirinya sebagai Tuhan, atas seijin Allah, Nabi Musa Alaihissalam beserta pengikutnya pergi dari Mesir menuju Palestina. Mendengar kabar kepergian Musa, Firaun murka dan bersama tentaranya mengejar Firaun.

Ketika Musa dihadapkan dengan lautan yang membentang, turunlah wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Musa Alaihissalam di dalam Al Qur’an Surat Asy-Syu’ara’ ayat 63:

فَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْبَحْرَ ۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَٱلطَّوْدِ ٱلْعَظِيمِ

Terjemahan arti: Lalu kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.

Maka terbelahlah lautan itu, Nabi Musa Alaihissalam beserta pengikutnya bergegas melintasi lautan, kemudian disusul oleh Firaun dan bala tentaranya.

Nabi Musa Alaihissalam beserta pengikutnya berhasil melewati lautan, namun ketiga Firaun dan bala tentaranya masih di tengah-tengah lautan, Allah binasakan mereka dan tenggelam di lautan. Inilah akibat dari kesombongan mengaku sebagai Tuhan dan bersikap sewenang-wenang waktu memerintah di Mesir.

Baca Juga: Amalan-amalan Sunnah di Bulan Muharram Selain Puasa Sunnah Tasu’a dan Asyura

Tenggelamnya Firaun dan diselamatkannya Nabi Musa Alaihissalam bertepatan dengan tanggal 10 Muharram.

Kemudian peristiwa yang kedua adalah ketika Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah berdakwah selama setahun dikota Mekkah, kemudian Allah perintahkan untuk hijrah karena tidak memungkinkan berdakwah lagi di Mekkah, sehingga para sahabat sudah terlebih dahulu hijrah.

Akhirnya Allah mengijinkan dan mengisyaratkan bahwa sudah ada tempat hijrah untuk Nabiyullah dan kaum muslimin yaitu dikota Madinah.

Kemudian ketika Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah sampai di kota Madinah, pada tahun pertama Hijriyah. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam melihat orang-orang Yahudi sedang berpuasa, maka Nabiyullah bertanya saat itu: “Puasa apa kalian hari ini?” maka orang-orang Yahudi berkata mereka puasa 10 Muharram, untuk menghormati nabi kami Musa Alaihissalam yang diselamatkan dari kejaran Firaun dan itu terjadi pada 10 Muharram.

Mendengar alasan Yahudi itu, maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sontak mengatakan: “Jika kalian berpuasa karena menghormati Nabi Musa Alaihissalam, maka kami lebih berhak menghormati Nabi Musa Alaihissalam dari pada kalian.”

Kemudia Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, dan inilah puasa pertama dalam Islam yang diwajibkan kepada kaum muslimin untuk puasa pada bulan Muharram.

Baca Juga: Link Twibbon Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H, Jatuh Pada 10 Agustus 2021

Akan tetapi sebagian sahabat menyampaikan bahwa orang-orang Yahudi berpuasa pada 10 Muharram dan apa bedanya dengan mereka. Maka Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan untuk berpuasa juga pada 9 Muharram.

Maka peristiwa yang kedua adalah diwajibkannya puasa kepada kaum muslimin adalah puasa tanggal 10 Muharram.

Akan tetapi setelah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam hidup tahun kedua Hijriyah, kemudian turun perintah untuk melaksanakan puasa Ramadhan, maka Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menghapus hukum wajibnya berpuasa pada tanggal 10 Muharram sebagai puasa sunnah dan yang wajib hanya puasa Ramadhan.

Peristiwa yang ketiga adalah terbunuhnya Husain pada tanggal 10 Muharram di Karbala, yang sekarang terletak di Irak.

Pertempuran terjadi selang pendukung dan keluarga dari cucu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, Husain bin Ali dengan pasukan militer yang dikirim oleh Yazid bin Muawiyah, Khalifah Bani Umayyah kala itu. 

Pihak Husain terdiri dari anggota-anggota terhormat keluarga, sekitar 128 orang. Husain juga didampingi oleh beberapa wanita dan anak-anak dari keluarganya. Di pihak lain, pasukan bersenjata Yazid yang dipimpin oleh Umar bin Sa'ad berjumlah 4.000-10.000. 

Pertempuran ini kemudian diperingati setiap tahunnya selama 10 hari yang dilakukan pada bulan Muharram, dimana puncaknya pada hari kesepuluh, Hari Asyura. 

Peristiwa yang keempat adalah peristiwa penanggalan dalam Islam. Di zaman Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam tidak ada penanggalan dalam Islam, bahkan bila ada yang lahir maka senantiasa kelahirannya akan dinasabkan kepada sebuah peristiwa besar yang terjadi dekat dengan kelahirannya. 

Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, beliau mengumpulkan sahabatnya untuk menentukan penanggalan dalam Islam. Dari musyawarah yang dilakukan Umar dan para sahabat, penanggalan Islam diambil dari Hijrah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. 

Karena Hijrah Nabi adalah pembukaan Islam, pembukaan kota-kota Islam dimana-mana, terpisah antara hak dan batil. Yang dulunya tertindas menjadi merdeka, yang dulunya tidak punya tempat menjadi punya negara, dan akhirnya Islam berkembang keseluruh dunia. 

Kemudian ditetapkannya penanggalan pertama di pilih di bulan Muharram karena Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pernah berkutbah di Arafah: “Seusungguhnya zaman ini sudah berputar di antara kalian.” 

Akhirnya para sahabat sepakat bahwa bulan Muharram dijadikan bulan pertama dalam Islam dan merupakan tahun baru bagi kaum muslimin tanggal 1 Muharram. 

Inilah empat peristiwa besar di bulan Muharram, Wallahu a’lam bishawab.***

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Terkini

Terpopuler