Kisah Uwais Al-Qarani, Penduduk Bumi yang Namanya Terkenal di Langit

29 Agustus 2021, 17:37 WIB
Kisah Uwais Al-Qarani, Penduduk Bumi yang Namanya Terkenal di Langit /pixabay/geralt/

MALANG TERKINI - Uwais Al-Qarani adalah pemuda sederhana yang tinggal di tanah Yaman, menurut kisah dia juga menderita penyakit yang membuat kulitnya belang.

Meski memiliki keterbatasan fisik, Uwais Al-Qarani merupakan pemuda sholeh yang senantiasa beribadah kepada Allah dan berbakti kepada ibunya.

Ibunda Uwais Al-Qorani merupakan perempuan tua yang sudah lumpuh, setiap hari Uwais merawat dan menyediakan segala kebutuhan yang ibunya perlukan.

Baca Juga: Kisah Sayyidina Abdullah bin Abbas, Sang Samudra Ilmu Sahabat Nabi Muhammad SAW

Hingga pada suatu hari ibunda Uwais Al-Qarani berkata"Duhai anakku mungkin kebersamaanku denganmu sudah tidak lama lagi, ikhtiyarkanlah supaya ibu bisa menunaikan ibadah haji," pintanya.

Mendengar hal tersebut Uwais termenung, dia tidak dapat membayangkan bagaimana cara sampai ke Kota Makkah, melihat keadaannya yang serba kekurangan.

Jarak antara Yaman dan Kota Makkah amatlah jauh, bahkan dia harus melewati gersang dan panasnya gurun pasir sebelum sampai kesana.

Sementara untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari saja dia harus banting tulang, apalagi untuk menyewa unta sebagai kendaraan, belum lagi bekal selama di perjalanan.

Setiap saat Uwais Al-Qarani berpikir tentang bagaimana cara agar bisa memenuhi permintaan ibunya, hingga suatu ketika dia membeli seekor anak lembu dan membuat kandangnya diatas bukit.

Setiap pagi Uwais menggendong anak lembu tersebut naik turun bukit, orang-orang yang melihat hal tersebut meledeknya sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Pekerjaan yang terbilang aneh tersebut Uwais Al-Qarani lakukan sampai delapan bulan lamanya, anak lembu yang dulunya tidak terlalu berat kini bobotnya bertambah seiring dengan perkembangan umurnya.

Anak lembu tersebut beratnya sudah mencapai 100 kg, kekuatan Uwais pun bertambah berkat aktivitas yang rutin dilakukan setiap pagi tersebut.

Baca Juga: Intip Syarat dan Ketentuan untuk Program Renovasi 99 Masjid dari J99 Foundation

Dari situ orang-orang yang awalnya mengejek Uwais mulai sadar, bahwa tindakan aneh yang dilakukan Uwais ternyata untuk melatih fisiknya agar kuat menggendong sang ibu untuk pergi berhaji.

Musim Haji pun tiba, Uwais Al-Qarani yang sudah lama mempersiapkan diri akhirnya berangkat menuju Kota Mekkah dengan berjalan kaki sambil menggendong sang ibu.

Setelah sampai di Kota Makkah Uwais Al-Qarani menjalankan seluruh rukun Haji sembari tetap menggendong wanita terkasihnya.

Di depan Ka'bah Uwais berdoa kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa ibunya, sang ibu yang mendengar hal tersebut kemudian bertanya"Bagaimana dengan dosamu?" Ujar ibunya heran.

Uwais Al-Qarani menjawab"Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga, cukuplah ridho dari ibu yang akan membawaku ke surga," jawabnya.

Ketulusan hati dan bakti Uwais Al-Qarani terhadap ibunya tidak Allah sia-siakan, seketika penyakit kulit yang dideritanya sembuh dan hanya menyisakan bekas bulatan putih di telapak tangannya.

Tanda ini yang kemudian menjadi pengenal ketika Uwais Al-Qarani dicari oleh Sahabat Umar dan Ali Radhiyallahu Anhuma.

Pencarian tersebut dilakukan karena pesan dari Rasulullah, beliau bersabda"Di zaman kamu berdua akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul, dia datang dari Tanah Yaman, dia besar di Tanah Yaman, kamu berdua carilah dia," sabda Nabi.

Setelah Uwais Al-Qarani menyelesaikan ibadah haji, dia bermaksud menemui Nabi di Madinah, namun saat itu Nabi sedang pergi berperang.

Karena keadaan ibunya yang tidak memungkinkan untuk ditinggal terlalu lama, Uwais harus mengubur keinginannya untuk berjumpa dengan Nabi.

Setelah Nabi wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh Sayyidina Umar bin Khattab, setiap ada rombongan yang datang dari Yaman, Sayyidina Umar dan Ali selalu bertanya tentang Uwais Al-Qarani.

Hingga suatu ketika Uwais turut serta dalam rombongan dari Yaman, saat itu Uwais tidak masuk ke Madinah karena harus menjaga unta yang dikendarai rombongan tersebut di perbatasan.

Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali yang mendengar hal tersebut bergegas menuju tempat keberadaan Uwais Al-Qarani, sesampainya disana mereka berdua mengucapkan salam.

Uwais yang saat itu sedang sholat tidak menjawab, barulah ketika selesai dia menjawab salam kemudian mendekat ke arah Sayyidina Umar dan sayyidina Ali untuk berjabat tangan.

Saat berjabat tangan, Sayyidina umar membalik telapak tangan Uwais Al-Qarani, dan tampaklah tanda yang disebutkan oleh Rasulullah sebelum beliau wafat.

Melihat hal tersebut Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali meminta agar Uwais berdoa dan memohonkan ampun untuk mereka, Uwais sempat menolak karena menurutnya dia yang seharusnya didoakan.

Atas desakan Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali, akhirnya Uwais berkenan, lalu Sayyidina Umar menawarkan untuk memberinya sejumlah uang sebagai biaya hidup, namun Uwais menolak.

Uwais Al-Qarani juga meminta agar Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali merahasiakan identitasnya, agar tak seorangpun tahu siapa dia sebenernya.

Selang beberapa waktu setelah pulang dari Madinah, Uwais Al-Qarani dikabarkan wafat, kabar ini kemudian menyebar dan menggemparkan seluruh penduduk Yaman.

Bagaimana tidak, di hari wafatnya banyak manusia asing tak dikenal yang hadir untuk mengurus proses pemakamannya.

Saat hendak dimandikan, banyak orang berebut untuk memandikannya, begitu seterusnya hingga pada proses peletakan jenazah Uwais Al-Qarani di liang lahat.

Baca Juga: 3 Amalan yang Dianjurkan di Hari Asyura Selain Menunaikan Puasa

Masyarakat tidak percaya, bagaimana bisa seorang Uwais yang miskin dan setiap hari bekerja sebagai penjaga unta memperoleh sesuatu yang sangat spesial di hari wafatnya.

Kemudian terdengarlah kabar bahwa Uwais Al-Qarani adalah hamba shalih yang bahkan dipuji oleh Nabi ketika masih hidup.

Mengetahui hal itu, masyarakat kemudian yakin bahwa wajah-wajah asing yang hadir pada proses pemakaman Uwais Al-Qarani adalah malaikat yang turun ke bumi.

Demikian kisah Uwais Al-Qarani, pemuda miskin yang sama sekali tidak terkenal di bumi ternyata namanya begitu terkenal dilangit berkat ketaatan dan baktinya kepada orang tua.

Semoga kisah diatas bisa menjadi motivasi bagi kita untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua sehingga bisa sukses di dunia dan akhirat.***

Editor: Ianatul Ainiyah

Tags

Terkini

Terpopuler