Tips Jelajah Kaldera Gunung Bromo, Perhatikan Cuaca

14 Oktober 2021, 07:40 WIB
Saat lautan pasir kaldera Gunung Bromo turun hujan. /Dok. Pribadi/Yacobus Basuki W

MALANG TERKINI - Salah satu tujuan wisata di Jawa Timur yang paling menarik bagi wisatawan Nusantara dan wisatawan manca negara adalah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Di luar acara adat istiadat atau ritual upacara Yadnya Kasada yang diadakan masyarakat Suku Tengger, pemandangan dan alamnya memberi tantangan menarik untuk dinikmati.

Bukan pula hanya  spektakulernya  melihat  matahari terbit mulai dari saat mengintip hingga merekahnya sang bagaskara. Tetapi juga rebahan di padang rumput atau sabana juga memberikan sensasi sendiri.

Baca Juga: Bromo – TNBTS Ditutup untuk Wisatawan Bukan Karena Klaster Covid-19

Maka, berwisata ke Bromo jika hanya melihat terbitnya matahari dan mendaki ke puncak Bromo tanpa jelajah kaldera Gunung Bromo yang merupakan lautan pasir dan padang rumput tentulah kurang lengkap.

Menjelajahi kaldera Gunung Bromo memang bisa dan sebaiknya menggunakan jeep yang disewakan oleh masyarakat setempat tetapi juga bisa menggunakan motor. Tentunya ini bagi yang berjiwa petualang dan suka touring.

Namun sebelum jelajah kaldera Gunung Bromo perhatikan kondisi cuaca setempat apalagi di musim hujan. Apa pun jenis motor yang digunakan sungguh sangat berbahaya.

Baca Juga: Malang Heritage Akan Diintegrasikan dengan Wisatawan Bromo Tengger Semeru

Redupnya suasana karena mendung  dan dinginnya cuaca masih bisa diantisipasi. Turunnya gerimis atau hujan di sekitar kawah Gunung Bromo dan Gunung Batok walau tidak deras bisa menyebabkan parit alami yang melintas di tengah lautan pasir menjadi meluap deras.

Menyeberangi parit selebar 1,5-2m dan sedalam antara 10-25cm saat hujan bahkan sekedar gerimis bisa menyebabkan aliran menjadi  deras bisa menyeret motor dan siapa pun tenggelam dalam bubur lumpur.

Melintasi lautan pasir juga sangat berbahaya bagi siapa pun. Bukan hanya wisatawan tetapi juga warga setempat.

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Shesar Hiren Rhustavito yang Perlu Diketahui

Pasir yang tampaknya padat seperti cadas ternyata saat diinjak menjadi bubur lumpur yang menjebak kaki pelintas, roda motor atau pun mobil. Bahkan kendaraan 4WD.

Bubur lumpur ini bukanlah pasir hisap tetapi pasir lembut yang terlontar dari kawah Gunung Bromo saat meletus dan tercampur air hujan.

Jebakan ini bukan hanya ada di lautan pasir tetapi juga di lintasan tepi padang rumput. Karena kaldera Gunung Bromo sebenarnya merupakan hamparan pasir.

Baca Juga: 25 Persen Warga Indonesia Tidak Memiliki Akses Cuci Tangan

Siapa pun yang terjebak lumpur di kaldera Gunung Bromo tak mungkin bisa menolong dirinya sendiri. Meminta bantuan orang lain adalah wajib.

Bahaya lainnya, saat hujan turun dan mendung adalah sambaran petir karena kaldera Gunung Bromo merupakan tempat yang sangat luas dan terbuka.

Melihat prakiraan cuaca atau sebelum dan saat jelajah atau setidaknya memperhatikan tanda-tanda alam harus dilakukan untuk mencegah agar aman dan selamat. ***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Tags

Terkini

Terpopuler