Mitos Tentang Gerhana Bulan dari Belahan Dunia yang Perlu Anda Ketahui, Ada Bulan Jahat dan Baik?

19 November 2021, 17:21 WIB
Mitos Tentang Gerhana Bulan dari Belahan Dunia yang Perlu Anda Ketahui /Maria Nofianti/Pixabay/bdabney

MALANG TERKINI - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional melaporkan akan terjadi gerhana bulan pada Jumat malam, 19 November 2021. Gerhana bulan ini merupakan terpanjang dalam 580 tahun terakhir.

Gerhana bulan adalah peristiwa ketika bumi berada di antara matahari dan bulan. Selama gerhana, Bumi bergerak di antara bulan dan matahari dan menghalangi sinar matahari yang dipantulkan oleh permukaan Bulan.

Kali ini, gerhana bulan akan berlangsung selama enam jam dan akan terlihat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: 11 Fakta Tentang Fenomena Gerhana Bulan

Gerhana bulan telah menciptakan beberapa mitos dan legenda unik di seluruh dunia. Banyak di antaranya menggambarkan peristiwa tersebut sebagai sebuah pertanda.

Nah berikut ini merupakan beberapa mitos unik dari seluruh dunia yang berkaitan dengan gerhana bulan:

1. Bulan Jahat

Menurut peradaban kuno, “blood moon” atau bulan merah dianggap datang dengan niat jahat. Orang Inca kuno mengartikan warna merah tua sebagai macan yang menyerang dan memakan bulan.

Baca Juga: Anak Alami Diare, Kapan Waktu yang Tepat Menghubungi Dokter?

Mereka percaya bahwa macan kemudian akan mengalihkan perhatiannya ke bumi, sehingga orang-orang akan berteriak, menggoyangkan tombak mereka dan membuat anjing mereka menggonggong, berharap membuat suara yang keras untuk mengusir macan.

Di Mesopotamia kuno, gerhana bulan dianggap sebagai serangan langsung terhadap raja. Mengingat kemampuan mereka untuk memprediksi gerhana dengan akurasi yang masuk akal, mereka akan menempatkan raja proxy selama gerhana.

Proxy akan menyamar sebagai raja, sedangkan raja yang sebenarnya akan bersembunyi dan menunggu gerhana berlalu. Raja proxy kemudian akan dengan mudah menghilang, dan raja lama diangkat kembali.

Beberapa cerita rakyat Hindu menafsirkan gerhana bulan sebagai akibat dari iblis Rahu yang meminum ramuan keabadian. Dewa kembar matahari dan bulan segera memenggal Rahu, tetapi setelah mengkonsumsi obat mujarab, kepala Rahu kembali seperti semula.

Baca Juga: Pecah Rekor, Jin BTS Jadi Solois Pria Korea Pertama yang Masuk Billboard Global 200 dengan Lagu ‘Yours’

Sebagai balas dendam, kepala Rahu mengejar matahari dan bulan untuk melahapnya. Jika tertangkap, maka terjadilah gerhana. Rahu menelan bulan yang kemudian muncul kembali dari lehernya yang terpenggal.

Bagi orang di India, gerhana bulan membawa nasib buruk. Makanan dan air ditutup dan ritual pembersihan dilakukan. Wanita hamil khususnya tidak boleh makan atau melakukan pekerjaan rumah tangga, untuk melindungi anak mereka yang belum lahir.

2. Bulan baik

Tidak semua mitos tentang gerhana dianggap kejahatan bulan. Suku asli Amerika Hupa dan Luiseño dari California percaya bahwa ketika gerhana, bulan terluka atau sakit.

Setelah gerhana, bulan kemudian membutuhkan penyembuhan, baik oleh istri bulan atau oleh anggota suku. The Luiseño, misalnya, akan menyanyikan dan melantunkan lagu-lagu penyembuhan ketika bulan gelap.

Baca Juga: Boleh Percaya atau Tidak, Inilah 10 Takhayul atau Mitos Tentang Gerhana Bulan dari Berbagai Negara

Legenda orang Batammaliba di Togo dan Benin di Afrika lebih unik. Secara tradisional, mereka memandang gerhana bulan sebagai konflik antara matahari dan bulan.

Konflik ini tercermin pada masyarakat sehingga harus diselesaikan. Inilah saatnya untuk mengakhiri konflik lama di masyarakat. Tradisi ini tetap bertahan hingga hari ini.

Dalam budaya Islam, gerhana cenderung ditafsirkan tanpa takhayul. Dalam Islam, gerhana matahari dan bulan merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Jadi, selama gerhana doa-doa tertentu dipanjatkan, termasuk salat gerhana.***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah

Sumber: The Conservation

Tags

Terkini

Terpopuler