PT Ajinomoto Hadirkan School Lunch Program (SLP) untuk Perbaiki Gizi Para Siswa di Pesantren

20 Juni 2022, 21:32 WIB
School Lunch Program (SLP) adalah program kerjasama PT Ajinomoto dan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memperbaiki status gizi para siswa di sekolah/pesantren /PRMN

MALANG TERKINI - PT Ajinomoto Indonesia menghadirkan School Lunch Program (SLP) dengan tujuan untuk memperbaiki status gizi para siswa di sekolah atau pesantren.

Selain itu, School Lunch Program juga bertujuan mendorong perubahan perilaku para siswa melalui peningkatan pengetahuan gizi seimbang, gaya hidup sehat, higienitas dan sanitasi, serta keamanan pangan.

Tujuan School Lunch Program itu dijabarkan dalam tiga aktivitas utama, yaitu pemberian makan siang, pendidikan gizi seimbang, dan pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Baca Juga: Berkomitmen Tingkatkan Gizi Santri Pondok Pesantren, PT Ajinomoto dan IPB Gelar School Lunch Program

Masayu Putri selaku moderator dalam webinar "School Lunch Program - Penyediaan Makan Siang Bergizi Seimbang" memberitahukan SLP ini sudah berjalan sejak 2018 dan mendapatkan hasil yang baik.

Pada 2020, karena memang sempat terkena situasi pandemi, SLP melanjutkan misinya dengan pendekatan yang berbeda yaitu dengan membuat buku panduan SLP.

Kemudian pada 2021, Ajinomoto Indonesia memperkenalkan buku panduan SLP kepada pondok pesantren.

Menurut informasi dari Masayu, saat ini sudah ada sekitar 6 pesantren di Jawa Timur dan Jawa Barat yang mengimplementasikan buku panduan SLP itu secara mandiri.

Baca Juga: School Lunch Program 2022: 3 Buku Pedoman untuk Keberlangsungan Gizi Santri di Pesantren Indonesia

Selanjutnya pada 2022, Ajinomoto Indonesia akan melaksanakan kembali project SLP ke 12 pesantren terpilih.

Indra Nur Cahyo selaku PR Department Manager PT Ajinomoto Indonesia menyatakan bahwa SLP merupakan kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).

"School Lunch Program adalah program kerjasama PTA dan IPB yang di dalamnya terdapat kegiatan pemberian pendidikan terkait dengan gizi dan juga pola hidup bersih dan juga pemberian makan siang yang bergizi seimbang," kata dia, sebagaimana dikutip dari tayangan di kanal YouTube Pikiran Rakyat pada Senin, 20 Juni 2022.

Cahyo menyampaikan bahwa untuk edukasi, sasaran SLP tidak hanya para murid, tetapi juga tenaga guru dan pengelola sekolah.

Baca Juga: Vaksinasi PMK Dipercepat, Menko Airlangga: Diharapkan Herd Immunity Bisa Segera Tercapai

Sedangkan untuk pemberian makan siang, sasaran SLP adalah murid-murid remaja berusia 13 sampai 18 tahun yang tinggal di asrama, dengan tujuan untuk memperbaiki asupan gizi.

Sementara tujuan extra dari SLP, menurut Cahyo, adalah untuk mendorong perubahan perilaku di antara anak-anak remaja agar hidup lebih baik melalui peningkatan pengetahuan terkait dengan gizi kebiasaan hidup sehat.

Dengan perubahan perilaku itu, pihaknya yakin status gizi juga gaya hidup mereka akan membaik sehingga menjadi manusia yang lebih berkualitas.

"Kita adalah perusahaan makanan yang sepatutnya lah peduli terhadap masalah gizi di Indonesia, dan dengan ketulusan yang kita miliki, kita bisa memberikan kontribusi untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui produk dan service kami," ungkap Indra Nur Cahyo.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Tags

Terkini

Terpopuler