3 Cara Memahami Anak Menurut Pakar, Orang Tua Perlu Tahu!

19 Oktober 2022, 10:16 WIB
Ilustrasi: Quality time Bersama anak /

MALANG TERKINI - Menginginkan anak sukses adalah dambaan tiap orang tua. Namun pada faktanya tidak semua orang tua mampu memahami anak dengan baik.

Secara sekilas memahami anak adalah upaya yang mudah, namun dalam prakteknya butuh perangkat ilmu dan kesabaran dalam berproses mengamalkan ilmunya.

Menurut Maria, M.Psi., Pakar Psikolog Klinis Anak dan Remaja mengatakan bahwa anak layaknya gunung es, artinya dalam memahami anak para orang tua tidak cukup sekadar permukaan.

Dibutuhkan pemahaman mendalam tentang anak agar tujuan orang tua untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan dapat efektif.

Baca Juga: Ternyata Boy William dan Ayu Ting Ting Pernah Musuhan Selama 4 Tahun, Ini Penyebabnya

Ada 3 cara memahami anak dengan baik yang disarankan oleh Founder of Positive Parenting Challenge ini, diantaranya adalah:

1. Menyediakan waktu berkualitas (quality time) bersama anak

Disadari, para orang tua saat ini dihadapkan pada realitas kesibukan yang padat sehingga sangat minim waktu bersama anak.

Disinilah orang tua perlu menyediakan dan merencanakan quality time khusus bagi anak. Tujuannya adalah untuk meningkatkan relasi dan interaksi dengan anak.

Ketiaadaan waktu bersama anak akan berdampak pada rendahnya kualitas interaksi bersama anak yang berimplikasi pada sulitnya orang tua memahami anak.

Baca Juga: Profil dan Biodata Presenter Kondang Irfan Hakim Lengkap dengan Umur, Perjalanan Karir, hingga Akun Ig

Ibarat gunung es, orang tua perlu melakukan interaksi yang intens untuk dapat memahami kondisi anak secara lebih utuh dan dalam.

Hal ini karena tidak semua yang nampak pada anak adalah kondisi yang terjadi sebenarnya.

Ada kalanya mereka melakukan sesuatu karena hal yang selama ini tidak terdeteksi. Maka sangat perlu bagi orang tua untuk bisa membuat anak terbuka menceritakan apapaun yang ia alami.

Lalu bagaimana cara menjalin komunikasi sehingga anak bersedia terbuka?

Para orang tua perlu membangun kedekatan dan kenyamanan terlebih dahulu. Semakin anak merasa nyaman, maka semakin terbuka pula anak kepada orang tua.

Baca Juga: Drakor terbaru Song Joong Ki 'Reborn Rich' Rilis Poster Perdana

2. Menyediakan waktu untuk sekadar mengamati dan menganalisa anak tanpa mengintervensi

Jika cara sebelumnya menyarankan untuk menyediakan waktu berinteraksi dengan anak, maka tidak boleh dilupakan bahwa orang tua perlu menyediakan waktu untuk sekadar mengamati anak.

Hal ini dilakukan agar para orang tua dapat maksimal memahami kondisi anak.

Dalam beberapa situasi meskipun anak sudah menjalin kedekatan dengan orang tua, faktanya tetap ada hal yang tidak diketahui oleh para orang tua. Maka disinilah peran pengamatan berfungsi.

Prinsip cara ini adalah para orang tua ada kalanya tidak perlu ikut campur dalam permasalahan anak. Cukup dengan mengamati dan menganalisa apa sedang terjadi pada anak.

Baca Juga: Gagal Ginjal Akut Pada Anak di Indonesia, Berikut Penjelasan dr. Farhan Zubedi

Dan yang terpenting adalah para orang tua perlu berlatih untuk berpikir logis apabila dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan anak.

3. Konsisten berlatih menciptakan kontak mata yang hangat dengan anak

Layaknya orang dewasa, anak juga akan merasa dihargai dan dihormati apabila para orang tua dapat berkomunikasi dengan baik kepada anak.

Salah satu caranya adalah dengan menciptakan kontak mata yang hangat.

Para orang tua bisa menyejajarkan posisi saat melakukan interaksi dengan anak sehingga akan lebih membuat anak nyaman bercerita.

Baca Juga: 3 Produk Madame Gie Dilarang Beredar Oleh BPOM, Tanggapan Dokter Kamila Membuat Netizen Lega

Tak hanya itu, mempertahankan kontak mata juga berguna untuk membuat anak merasa didengarkan.

Untuk bisa berhasil memahami anak dengan maksimal, poin utamanya adalah komitmen dan konsisten untuk mempraktekkan ketiga cara diatas. Semoga bermanfaat.***

Editor: Iksan

Tags

Terkini

Terpopuler