Kumpulan Puisi Tentang Sumpah Pemuda, Karya: Chairil Anwar, W.S. Rendra, Taufik Ismail

27 Oktober 2022, 07:33 WIB
Ilustrasi: kumpulan puisi tentang Sumpah Pemuda karya: Chairil Anwar, W.S. Rendra, dan Taufik Ismail /Pixabay/Nile

MALANG TERKINI - Kumpulan puisi tentang Sumpah Pemuda karya-karya dari Chairil Anwar, WS Rendra, dan Taufik Ismail akan disajikan dalam artikel ini.

Puisi-puisi karya-karya dari Chairil Anwar, WS Rendra, dan Taufik Ismail ini cocok dibaca ketika memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Banyak cara untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, bisa dengan menggelar parade pembacaan puisi, berbagi ucapan selamat, atau pun berbagi balas pantun dengan tentang Sumpah Pemuda.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022 Download Gratis Desain Menarik dan Keren

Hari Sumpah Pemuda diperingati untuk mengenang jasa-jasa pahlawan dan sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa yang diikrarkan dengan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Dan telah diperingati setiap tahunnya sampai di tahun 2022 ini sudah ke 94 tahun.

Merayakan peringatan Sumpah Pemuda akan meningkatkan rasa kesadaran dan rakyat semangat kebangsaan kita sebagai rakyat Indonesia.

Berikut kumpulan Puisi Tentang Sumpah Pemuda karya-karya Chairil Anwar, W.S. Rendra, dan Taufik Ismail:

Baca Juga: Download Sambutan Menpora Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022 ke 94 Dibaca oleh Pembina Upacara Bendera

Prajurit Jaga Malam
Karya: Chairil Anwar

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu?

Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini

Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu...

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!

Baca Juga: Kumpulan Pantun Peringati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022

AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari

Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.

Baca Juga: Sumpah Pemuda: Sejarah Singkat, Isi Teks, dan Makna yang Terkandung Didalamnya

Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis, Lalu Kalian Paksa Kami Masuk Penjajahan Baru, Kata Si Toni
Karya: Taufik Ismail

Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri
Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan
Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami

Sejak lahir sampai dewasa ini
Jadi sangat tepergantung pada budaya
Meminjam uang ke mancanegara
Sudah satu keturunan jangka waktunya
Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula

Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni
Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi
Kalian paksa-tekankan budaya berhutang ini
Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi
Karena rendah diri pada bangsa-bangsa dunia
Kita gadaikan sikap bersahaja kita

Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta
Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka
Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita
Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia
Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama
Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia
Mereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi

Dan ramai-ramailah mereka pesta kenduri
Sambil kepala kita dimakan begini
Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti
Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi
Penjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni
Mereka mengerkah kepala kita bersama-sama
Menggigit dan mengunyah teratur berirama.

Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi
Dicengkeram kuku negara multi-kolonialis ini
Bagai ikan kekurangan air dan zat asam
Beratus juta kita menggelepar menggelinjang
Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang
Kita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya
Meminjam kepeng ke mancanegara

Dari membuat peniti dua senti
Sampai membangun kilang gas bumi
Dibenarkan serangkai teori penuh sofistikasi
Kalian memberi contoh hidup boros berasas gengsi
Dan fanatisme mengimpor barang luar negeri

Gaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis
Kalian cetak kami jadi Bangsa Pengemis
Ketika menadahkan tangan serasa menjual jiwa
Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa

Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya
Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami
Kalian lah yang membuat kami jadi begini
Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi
Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini

Baca Juga: 15+ Link Download Twibbon Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022, Bagikan di WA, Instagram hingga Facebook

Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang
Karya: W.S. Rendra

Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal

Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia

Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku

Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-

Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah ?
Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku

Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku
Mimbar Indonesia
18 Juni 1960

Demikian kumpulan puisi tentang Sumpah Pemuda karya-karya Chairil Anwar, W.S. Rendra, dan Taufik Ismail.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Tags

Terkini

Terpopuler