Analisis Film Whiplash: Ironi Kedisiplinan dan Obsesi

28 Februari 2023, 21:35 WIB
Film whiplash: ironi kedisiplinan dan obsesi /Tangkapan layar YouTube/best of movies & tv

MALANG TERKINI – Whiplash, film yang disutradarai oleh Damien Chazelle ini pertama kali tayang pada 2014. Film ini sangat menarik untuk dianalisis, terutama mengenai ironi kedisiplinan dan obsesi.

Whiplash merupakan sebuah film bertema drama musikal dengan sinematik yang mengagumkan. Whiplash merupakan sebuah drama yang terasa seperti film thriller. Film ini mampu memberi sensasi yang unik dan menegangkan kepada para penonton.

Film ini menceritakan kehidupan Andrew Neiman yang merupakan murid sekolah musik Shaffer Conservatory. Sekolah ini merupakan sekolah musik tersohor di kalangan musisi terkenal.

Baca Juga: Memahami Pelajaran Hidup dari Film Ngeri-ngeri Sedap

Andrew Neiman merupakan sosok murid yang ambisius dan terobsesi untuk menjadi drummer Jazz terbaik. Andrew memiliki mentor atau guru musik bernama Terence Fletcher yang memiliki reputasi tinggi di sekolah tersebut maupun bagi para musisi hebat.

Fletcher merupakan mentor musik yang perfeksionis dan menjunjung tinggi kedisiplinan. Selama proses pembelajaran, Fletcher digambarkan memiliki sifat keras dan cenderung melakukan kekerasan verbal kepada murid-muridnya. Fletcher juga seringkali melontarkan kata-kata kasar yang tidak etis di hadapan para murid.

Selain itu, Fletcher juga menggunakan kekerasan fisik untuk mendidik para muridnya. Seringkali Fletcher menghajar para murid dengan melempar kursi ketika mereka tidak memainkan tempo dengan benar. Oleh karena itu, kesalahan kecil dapat membuat para murid mengalami cedera fisik maupun mental.

Fletcher digambarkan sebagai seseorang yang manipulatif. Fletcher juga memiliki metode mengajar yang sangat kejam dalam mendidik para muridnya. Meskipun tindakannya itu ditentang oleh para murid, Fletcher memiliki pembenarannya sendiri.

Baca Juga: Mulai 1 Maret SATUSEHAT Gantikan PeduliLindungi, Ada Fitur Diari Kesehatan

Karena desakan Fletcher tersebut, Andrew melatih kemampuannya bermain drum hingga melampaui batas fisik dan mentalnya. Tidak jarang tangan Andrew penuh darah ketika mencoba memainkan tempo super cepat yang diminta Fletcher. Hal tersebut juga membuat Andrew menjadi tidak stabil secara emosional.

Meskipun awalnya Andrew merasa sangat tertantang dengan obsesi mengajar Fletcher, pada akhirnya Andrew mengalami gangguan psikologis yang cukup berat. Cara mengajar Fletcher yang penuh dengan unsur perundungan tersebut berpengaruh besar terhadap kondisi kejiwaannya.

Kekacauan psikologis yang muncul tersebut berujung pada kecelakaan mobil yang menimpa Andrew. Andrew mengalami kecelakaan tersebut ketika melakukan perjalanan menuju pertunjukkan musik yang akan Andrew tampilkan.

Berdasarkan peristiwa tersebut, Andrew melakukan penyerangan fisik kepada Fletcher yang membuatnya dikeluarkan dari sekolahnya. Karena masih tidak terima karena perlakuan Fletcher, Andrew mengadukan perbuatannya kepada pihak sekolah.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Semangka yang Matang dan Manis Rasanya, Pembeli Wajib Tau!

Akhirnya, Fletcher dipecat dari Shaffer Conservatory karena cara mengajarnya yang ekstrim dan melewati batas. Hal tersebut telah membuat banyak murid mengalami gangguan mental, bahkan salah satu muridnya yang bernama Sean Casey sampai melakukan bunuh diri karena mengalami depresi dan gangguan kecemasan.

Singkat cerita, Fletcher kembali bertemu Andrew di sebuah bar dan menawarkan Andrew untuk tampil kembali di sebuah pertunjukkan yang akan ditonton banyak pemburu talenta musik. Andrew luluh dengan kata-kata manis seorang Fletcher dan bersedia untuk tampil kembali,

Namun, hal tersebut hanyalah jebakan Fletcher untuk merusak karir Andrew sebagai drummer. Ternyata Fletcher memainkan lagu yang belum pernah didengarkan Andrew sebelumnya.

Secara tidak terduga, Andrew melancarkan aksi balas dendamnya dengan seenaknya memainkan lagu yang Andrew kuasai yaitu ‘Caravan’ sehingga personil lain terpaksa untuk mengikuti tempo yang Andrew mainkan. Andrew menunjukkan kemampuannya yang semakin meningkat di hadapan Fletcher.

Baca Juga: Intip Profil dan Biodata Indra Bekti yang Digugat Cerai Istrinya, Aldila Jelita

Awalnya Fletcher merasa kesal tetapi kejutan lain muncul ketika Fletcher menunjukkan kekagumannya karena kegigihan dan perkembangan pesat Andrew.

Sama halnya dengan Fletcher, Andrew juga menunjukkan antusiasmenya dan membuktikkan kepada Fletcher bahwa ambisinya belum habis. Di akhir film, mereka berdua saling melempar senyuman satu sama lain.

Mengapa pada akhirnya Fletcher jadi mendukung Andrew? Dan mengapa pula Andrew terlihat sangat menikmati pujian Fletcher yang telah menjebaknya?

Sebenarnya dari awal Fletcher melihat potensi besar Andrew sebagai pemain drum handal di atas rata-rata. Bahkan Fletcher merupakan orang pertama yang memperkenalkan dirinya kepada Andrew secara personal.

Fletcher melakukan berbagai cara liciknya untuk mengeluarkan potensi Andrew meskipun dengan cara kekerasan verbal dan fisik yang dilakukannya.

Baca Juga: Sinetron Melukis Senja: Cek Jadwal, Jam Tayang, Daftar Pemain dan Sinopsis

Lalu apakah sebenarnya motif yang dimiliki Fletcher ketika dia menjebak Andrew?

Dalam film tersebut, Fletcher diceritakan sangat terobsesi menciptakan musisi seperti Charlie Parker, seorang musisi saxofon legendaris. Charlie Parker memiliki mentor yang sama kerasnya dengan Fletcher yang bernama Jo Jones.

Berdasarkan hal tersebut, dapat diasumsikan bahwa Fletcher ingin membuat Andrew menjadi sosok seperti Charlie Parker bagi dirinya. Jika benar demikian, aksi liciknya terhadap Andrew merupakan wujud kepedulian Fletcher agar Andrew menjadi musisi hebat.

Fletcher menemukan talenta berlian dalam diri Andrew sehingga dirinya membutuhkan tekanan yang bertubi-tubi. Hal ini didasari oleh terciptanya berlian yang terbentuk oleh tekanan tinggi dalam perut bumi.”

Fletcher menyampaikan bahwa tidak ada dua kata yang paling berbahaya daripada good job atau kerja bagus. Fletcher tidak ingin murid-muridnya menjadi mudah puas. Fletcher senang dengan orang-orang yang memiliki kegigihan untuk melampaui batas yang bahkan orang itu sendiri kira tidak dapat melakukannya.

Pada titik ini, Fletcher akhirnya dapat menciptakan musisi terhebatnya yaitu Andrew Neiman.

Meskipun demikian, perbuatan Fletcher tidak dapat dibenarkan karena Fletcher telah menyebabkan kerusakan mental murid-muridnya yang bahkan sampai berujung kematian. Namun, perbuatan Fletcher tersebut tidak sepenuhnya salah karena Fletcher dapat menciptakan musisi hebat seperti Andrew.

Baca Juga: Sinopsis Film No Escape, Dikepung Pemberontak di Negara Tanpa Nama, Program Bioskop Trans TV

Di sisi lain, Fletcher digambarkan sebagai seseorang yang bermuka dua yang sangat manipulatif. Fletcher digambarkan sebagai pribadi berdarah dingin ketika menjadi seorang guru atau mentor musik. Namun, Fletcher juga merupakan pribadi yang sangat ramah dan santun ketika berada di luar lingkungan sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, Fletcher sangat menjunjung tinggi profesionalitas sebagai seorang guru musik demi perkembangan peserta didiknya. Meskipun cara mengajarnya banyak ditentang, hal tersebut juga menimbulkan sebuah ironi dan dilema yang sebenarnya merupakan suatu hal yang subjektif dan multi-tafsir.

Dengan demikian, mungkin jawabannya terdapat pada cuplikan awal film ketika Andrew dan ayahnya sedang menonton film di bioskop. Pada cuplikan tersebut, kepala ayah Andrew tersenggol bungkusan popcorn milik orang lain dari belakang.

Saat Andrew merasa kesal, ayah Andrew tidak bereaksi sama sekali seperti tidak terjadi apa-apa. Ayah Andrew menjelaskan bahwa itu semua hanyalah masalah perspektif.***

Editor: Iksan

Tags

Terkini

Terpopuler