Fenomena Flexing Istri Pejabat, Mengapa Orang Gemar Pamer Harta? Ini Kata Pakar Psikologi

24 Maret 2023, 21:14 WIB
Ilustrasi Flexing Kekayaan /Freepik/@drobotdean

MALANG TERKINI - Fenomena pejabat, istri atau anak-anak pejabat yang kerap memamerkan kekayaannya alias flexing tengah menjadi sorotan di masyarakat.

Akibat kasus yang terjadi akhir-akhir ini, banyak ‘pelaku’ flexing yang akhirnya menutup akun media sosial mereka karena takut akan konsekuensinya.

Budaya flexing sebetulnya sudah ada dari zaman dulu, hanya saja karena penggunaan media sosial sekarang ini membuat perilaku ini semakin terlihat.

Baca Juga: Presiden Jokowi Larang Pejabat Negara Gelar Buka Bersama Ramadhan 1444 Hijriah, Ini Alasannya

Lantas, mengapa seseorang gemar “flexing” atau memamerkan kekayaannya?

Dilansir Malang Terkini dari 2knowmyself, seseorang yang memamerkan kekayaan, memiliki berbagai alasan, tetapi dua alasan yang paling umum adalah:

1. Pamer untuk membuktikan sesuatu

Seseorang memamerkan kekayaannya untuk membuktikan kepada orang lain bahwa dia kaya.

Analisa dari sisi psikologis adalah orang yang pamer, secara keliru berasumsi bahwa orang lain memandang rendah mereka, dan itulah sebabnya mereka pamer agar dianggap lebih di mata orang lain.

Jadi, orang yang sering pamer, melakukan hal itu karena dia percaya bahwa orang lain tidak berpikir bahwa dia kaya atau berkelas.

Baca Juga: Pertama Kali dalam Sejarah: Gunung Merapi punya 2 Kubah Aktif yang Terus Tumbuh, Sebaran Erupsi Makin Luas?

2. Pamer untuk mengkompensasi sesuatu

Banyak juga seseorang melakukan pamer untuk mengkompensasi sesuatu yang menurut mereka kurang.

Misalnya seseorang dapat memamerkan kekayaannya jika dia percaya bahwa orang lain menganggapnya tidak menarik. Dalam kasus seperti itu, dia mencoba mengisi celah yang dianggap kurang dengan menunjukkan bahwa dia kaya.

Orang Memamerkan 'Flexing' Kekayaan, ketika Mereka Tidak Benar-benar Kaya

Orang merasa ingin berbicara tentang hal-hal yang mereka capai, ketika mereka belum merasa berhasil mencapai hal yang diinginkan tersebut.

Sedangkan orang yang benar-benar telah sukses mencapai sesuatu, biasanya mereka akan bertindak dengan cara yang lebih rendah hati dan cenderung tidak pamer.

Jadi bisa kita simpulkan bahwa seseorang bisa memamerkan kekayaannya saat merasa tidak diakui dengan baik atau saat merasa prestasinya kurang besar.

Baca Juga: 8 Desa Wisata Jawa Timur Raih Penghargaan ADWI 2023 Tertinggi Se-Indonesia, Salah Satunya di Malang

Psikologi Pamer

Dalam ilmu psikologi, seseorang kerap menunjukkan kekayaan atau flexing dengan berbagai alasan. Merasa bahwa mereka tidak diperhatikan, berpikir bahwa orang memandang rendah mereka, dan ingin mendapatkan lebih banyak perhatian agar merasa layak atau insecure.

Pakar psikologi berpendapat bahwa alasan seseorang flexing harta, salah satunya disebabkan oleh sesuatu yang terjadi sebelumnya dalam kehidupan orang tersebut, dan hal ini menjadi pencetus seseorang melakukan pamer.

Menurut psikolog, orang dewasa tidak berbeda dengan anak-anak dalam hal keinginan yang mereka miliki. Satu-satunya perbedaan antara keduanya adalah orang dewasa menemukan cara yang lebih rasional untuk memenuhi keinginan masa kecil mereka.

Seorang anak kecil akan lebih ekspresif untuk pamer dan menunjukkan kepada orang tuanya jika dia telah berhasil melakukan sesuatu, seperti melompat ke meja atau melakukan hal lain layaknya anak-anak. Sedangkan bagi orang dewasa hal seperti itu tentu tidak akan dapat diterima secara sosial, tetapi orang dewasa tetap akan melakukannya dengan caranya sendiri.***

Editor: Iksan

Tags

Terkini

Terpopuler