Apakah Hajime Isayama AoT Memiliki Misi yang Hampir Sama dengan Albert Camus?

- 8 Maret 2021, 11:38 WIB
Ilustrasi manga Attack on Titan.
Ilustrasi manga Attack on Titan. /Instagram.com/@attackontitan

MALANG TERKINI - Pada 8 Maret 2021, Hajime Isayama, seorang seniman manga asal Jepang, ramai diperbincangkan, terutama oleh para pecinta manga.

Hajime Isayama populer setelah ia dikabarkan merilis manga hasil garapannya yang berjudul Attack on Titan alias Shingeki no Kyojin pada chapter 138.

Attack on Titan, atau biasa disebut sebagai (AoT), adalah manga yang tidak biasa, Hajime Isayama berhasil membuat pembacanya seolah tenggelam dalam dunia para tokoh yang digambarkan di dalamnya.

Baca Juga: Link Baca Manga Attack on Titan Chapter 138 Subtitle Indonesia, Masuk crunchyroll.com

Tidak hanya itu, pembaca Attack on Titan juga diajak untuk bertanya-tanya, mengenai nasib para tokoh.

Itu terjadi karena Attack on Titan karangan Hajime Isayama sangat tidak mudah untuk ditebak, terutama ketika Eren, tokoh protagonis dalam manga tersebut, berubah menjadi tokoh antagonis.

Kekhasan cerita di dalam karangan fiksi tersebut membuat Attack on Titan tidak hanya diperbincangkan oleh negara Jepang saja.

Akan tetapi, Meski Attack on Titan alias Shingeki no Kyojin adalah sebuah karangan fiksi, bukan berarti Hajime Isayama hanya menyuguhkan bualan semata dalam karya kondangnya itu.

Ada beberapa simbol yang bisa saja ia selipkan dalam Attack on Titan, sebagai respon ataupun kritikan tersiratnya atas fenomena yang terjadi di zaman ini.

Tentu saja, hal semacam itu tidak hanya dilakukan oleh Hajime Isayama, jauh sebelum itu, pada 1947, seorang sastrawan kelahiran Aljazair juga melakukan hal yang sama.

Sebelum mengulik lebih lanjut tentang karya Hajime Isayama, ada baiknya apabila Anda sejenak mundur ke 1947, ketika seorang sastrawan kelahiran Aljazair berusaha menggambarkan kekejaman Nazi melalui simbol-simbol dalam karangannya.

1. La Peste Karya Albert Camus

Pada 1947, seorang penulis sekaligus filsuf Prancis kelahiran Aljazair, bernama Albert Camus, menulis sebuah novel kondang berjudul La Peste.

Baca Juga: Update Terbaru! Manga Attack on Titan Chapter 138 Resmi Rilis, Ini Link untuk Baca Manga Sub Bahasa Indonesia

La Peste adalah salah satu novel populernya selain Le Mythe de Sisyphe dan L'Etranger, dan dianggap sebagai novel yang paling mewakili pemikiran Albert Camus.

La Peste, yang dalam terjemahan Bahasa Indonesia dimaknai sebagai penyakit sampar, mengisahkan tentang wabah sampar yang melanda kota Oran, yakni kota terbesar kedua di Aljazair.

Dalam novel karangannya tersebut, dikisahkan bahwa setelah wabah sampar melanda, penduduk kota Oran menjadi terkucilkan.

Ketenaran La Peste membuat para kritikus sastra membedah karangan tersebut.

Mereka sepakat, bahwa melalui novel yang dikarangnya itu, Albert Camus berusaha menyampaikan beberapa simbol yang mewakili situasi Prancis pada 1937, yakni ketika Prancis dikuasai oleh Nazi Jerman.

Dalam La Peste, Camus berusaha mempertalikan antara wabah sampar yang dikarangnya dengan keberadaan Nazi di zaman itu.

Camus menggambarkan sosok Nazi yang disimbolkan sebagai wabah, yang menyebabkan kesengsaraan umat dan menimbulkan banyak kematian.

Tidak hanya itu, melalui La Peste, ia berusaha menggambarkan tentang ketimpangan, ketidakadilan, keabsurdan, dan segala pikiran mengenai eksistensi manusia.

Berdasarkan cuplikan ulasan La Peste, dapat dipetik pelajaran bahwa, meski seringkali karya sastra hanya dianggap sebagai imajinasi fiktif, alias hanya dianggap mengada-ada, akan tetapi, pada kenyataannya, sepanjang karya tersebut dibuat selalu terkait dengan refleksi kehidupan.

2) Attack of Titan Karya Hajime Isyama

Lalu bagaimana dengan Hajime Isayama?

Baca Juga: Ciuman Terakhir Eren dan Mikasa, Baca Manga Attack on Titan Chapter 138 Sub Indo dan Inggris, Ini Linknya

Apa yang sebenarnya sedang digambarkan oleh Hajime Isayama melalui Attack on Titan?

Apakah Hajime Isayama juga memiliki misi yang hampir sama dengan Camus, yakni menyisipkan simbol-simbol tertentu?

Dalam Attack on Titan, Hajime Isayama mengisahkan tentang Eren, Mikasa, Armin, dan beberapa temannya.

Mereka berusaha bertahan hidup dari serangan para raksasa pemakan manusia, yang disebut sebagai titan.

Penindasan tersebut bermula ketika salah satu titan berhasil menerobos dinding yang memisahkan wilayah manusia dengan wilayah para titan.

Akibatnya, kumpulan titan dapat dengan leluasa memasuki wilayah manusia tersebut dan menimbulkan ratusan ribu jiwa tewas.

Hal itu menyebabkan manusia di dunia tersebut merindukan sebuah kebebasan, apalagi, peraturan pemerintah di masa itu sangat mengekang.

Apakah titan yang digambarkan oleh Hajime Isyama tersebut merupakan sebuah wujud penindasan dari kaum yang lebih kuat terhadap kaum yanng lebih lemah?

Atau apakah titan tersebut adalah sebuah simbol keserakahan dalam diri manusia, dan itu berarti mereka sedang bertarung dengan diri mereka sendiri?

Baca Juga: Rilis Hari Ini! Kunjungi kodanshacomics.com, Link Baca Manga Attack on TItan Chapter 138 Sub Indonesia

Atau mungkin bukan keduanya?***

Editor: Ianatul Ainiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x