Sebenarnya, Roni masih mencintai Nana, ia sama sekali tidak mencintai Livia. Apalagi, selama ini Livia memperlakukannya seperti seorang babu.
Dalam benaknya, Roni selalu membanding-bandingkan sikap Nana kepada Roni saat masih berpacaran dan sikap Livia.
Hal itu yang membuat Roni selalu cemburu ketika melihat Nana dan Dewa berduaan. Ia tidak rela mereka bahagia.
Hingga pada suatu hari, ketika Nana dan Dewa berbulan madu, Roni berniat megacaukan bulan madu mereka, dengan cara memasukkan obat pemicu diare ke dalam minuman Dewa.***