MALANG TERKINI – Dijelaskan dalam kitab Fathul Wahhab, bahwa Sholat Dhuha dilakukan mulai terangkatnya (terbit) matahari.
Akhir daripada Sholat Dhuha adalah waktu istiwa’, yaitu saat tinggi bayangan seseorang sama dengan orangnya.
Dalam kitab lain seperti Majmu’ dan Tahqiq, dijelaskan bahwa akhir Sholat Dhuha adalah tergelincirnya matahari.
Baca Juga: Niat dan Doa Setelah Sholat Dhuha, Lengkap: Arab, Latin dan Terjemahannya
Dalam kitab Fathul Wahhab dijelaskan:
وَأَقَلُّهَا رَكْعَتَانِ " وَأَدْنَى الْكَمَالِ أَرْبَعٌ وَأَفْضَلُ مِنْهُ سِتٌّ " وَأَكْثَرُهَا " عَدَدًا " اثْنَتَا عَشْرَةَ وَأَفْضَلُهَا " نَقْلًا وَدَلِيلًا " ثَمَانٍ "
[الأنصاري، زكريا، فتح الوهاب بشرح منهج الطلاب، ٦٧/١]
Sholat Dhuha ini memiliki jumlah minimal rakaat yaitu dua rakaat. Maksimal jumlah rakaatnya adalah dua belas rakaat.
Minimal rakaat yang dianggap afdol (utama) adalah empat rakaat, sedangkan jumlah rakaat yang utama dari segi banyaknya adalah delapan.