Sejarah Tahun Hijriah Lengkap dengan Doa Akhir Tahun dan Doa Awal Tahun 1 Muharram 1443 H

- 8 Agustus 2021, 06:27 WIB
Sejarah dimulainya Kalender Hijriyah Islam sejak zaman sahabat Nabi Muhammad SAW beserta doa akhir tahun dan doa awal tahun
Sejarah dimulainya Kalender Hijriyah Islam sejak zaman sahabat Nabi Muhammad SAW beserta doa akhir tahun dan doa awal tahun /Pixabay/Mohamed_hassan
 
MALANG TERKINI - Berikut adalah sejarah tentang Tahun Baru Hijriah dan doa akhir tahun dan doa awal tahun 1 Muharram. 
 
Sejarah awal Tahun Baru Hijriah dimulai sejak zaman sahabat Nabi Muhammad SAW. 
Tanggal 1 Muharram menandai dimulainya setiap awal Tahun Baru Hijriah yang tidak sama dengan Kalender Masehi.
 
Kalender Tahun Hijriah adalah hasil kesepakatan para sahabat untuk penanggalan Islam. Waktu itu para sahabat menemui kebingungan saat ingin menentukan tahun untuk umat Islam.
 
 
Kemudian para sahabat Nabi Muhammad SAW bermusyawarah untuk menentukan kalender Islam sendiri. 
 
Kalender Hijriah tidak mengikut pada kalender Masehi yang telah ratusan tahun ada.  Para sahabat Nabi Muhammad SAW kemudian bermusyawarah menentukan Tahun Islam. 
 
Para sahabat itu adalah Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, dan beberapa sahabat lainnya.
 
Para sahabat Nabi Muhammad SAW itu bermusyawarah menentukan kapan waktu yang tepat untuk menentukan awal Tahun Islam.
 
Beberapa opsi usulan muncul, termasuk mengusulkan jika awal Tahun Islam dimulai saat Kaum Quraish menyerang ka'bah dengan pasukan gajah yang disebut dengan tahun gajah.
 
 
Usulan lainnya adalah memulai Tahun Islam dengan patokan turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW.
 
Usulan berikutnya adalah memulai Tahun Islam yang mengacu pada hari wafatnya Nabi Muhammad SAW.
 
Namun semua usulan itu tidak ada yang disepakati untuk dijadikan awal Tahun Kalender Islam.
 
Akhirnya para sahabat Nabi Muhammad SAW menyetujui usulan sahabat Ali bin Abi Thalib yang mengusulkan memulai Tahun Islam berdasarkan Hijrah Nabi dan para sahabat.
 
Hal itu juga yang menandai kebangkitan Islam dan dimulainya dakwah secara terang-terangan Islam mengalami kejayaan.
 
 
Maka kemudian Kalender Tahun Islam dinamakan dengan Tahun Hijriah yang berarti dimulai waktu umat Islam Hijrah ke Madinah pada tahun 662 Masehi.
 
Kemudian sudah menjadi kebiasaan orang Islam, setiap akhir tahun dan awal Tahun Hijriah biasanya membaca doa.
 
Doa yang dibaca terlebih dahulu adalah doa akhir tahun, biasanya dibaca setelah sholat ashar.
 
Sementara doa awal tahun dibaca setelah sholat magrib yang menandai masuknya Tahun Baru Islam Hijriah.
 
 
Sebab, pergantian tahun untuk Kalender Hijriah adalah waktu sore saat terbenamnya matahari.
 
Bacaan Doa Akhir Tahun
 
Doa ini dicantumkan oleh Sayid Utsman bin Yahya dalam karyanya Maslakul Akhyar sebagai berikut.
 
 
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
 
Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.
 
Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku.
 
 
Bacaan Doa Awal Tahun
 
Berikut ini doa Rasulullah SAW di awal tahun seperti disebutkan Sayid Utsman bin Yahya dalam Maslakul Akhyar.
 
اَللَّهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِه، وَالعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
 
Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.
 
Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x