Network
MALANG TERKINI – Berdoa adalah salah satu cara manusia mengagumi dan mengakui ke-Esaan Tuhan.
Untuk itulah dalam tata caranya, seseorang dianjurkan menengadah ke langit sebagai bentuk penghambaan.
Sholat sendiri adalah bentuk ritualistik dari berdoa. Setiap bacaan berarti pujian dan permohonan.
Baca Juga: Kini Psikoterapi Mampu Dilakukan Lewat Doa
Untuk itu, barang siapa yang memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka sesungguhnya ia telah memperjelas keimanan dan kebutuhannya pada sang khalik.
Namun yang jarang diketahui ternyata dalam berdoa memiliki ‘doanya’ sendiri agar tidak salah dalam meminta.
Kebanyakan yang dilakukan orang adalah meminta dan mencoba memahami letak dan waktu afdol permintaan dipanjatkan.
Waktu dan tempat itu tertuang dalam hadits-hadits shahih Bukhari-Muslim dan Abu Dawud.
Dalam berdoa, seorang hamba dianjurkan untuk meminta sebanyak-banyaknya kepada Allah yang maha pemberi Rezeki
Namun dalam ketentuannya, seseorang harus berdoa dengan meletakkan keyakinan yang penuh bahwa doa tersebut akan terkabul.
Baca Juga: Bacaan Doa Iftitah Lengkap: Arab, Latin Beserta Artinya dalam Bahasa Indonesia
Akan tetapi, sebagian dari sifat manusia dapat mempengaruhi baik buruk dari da yang disampaikan.
Sebagai contoh, seseorang kadang lupa pembeda saat meminta apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan.
Untuk itu, Allah juga mengajarkan agar manusia mampu mengendalikan diri dan tidak salah dalam meminta.
Doa agar tidak salah dalam meminta ini kami lansir dari Instagram @shahihfiqih yang berbunyi:
Baca Juga: Doa Anti Galau, Anti Malas, Anti Lemah, Anti Toxic dan Pelunas Hutang dari Ustadz Adi Hidayat
قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ - ٤٧
Artinya:
Dia (Nuh) berkata, “ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya).”
“Kalau engkau tidak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi,” (QS. Hud ayat 47).***
