Wajib Baca! Seberapa Besar Pengaruh Kepribadian dalam Menentukan Kebahagiaan Anda? 

- 24 Oktober 2021, 06:05 WIB
Pengaruh kepribadian dalam menentukan kebahagiaan seseorang
Pengaruh kepribadian dalam menentukan kebahagiaan seseorang /PIXABAY/JillWellington
 
MALANG TERKINI - Jika seseorang bertanya pada Anda, apa hal dari diri Anda yang ingin Anda ubah? 
 
Mungkin beberapa dari Anda akan mengatakan bahwa Anda ingin mengubah sifat atau kepribadian Anda agar menjadi lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup atau kadar kebahagiaan Anda. 
 
Sebagian dari Anda mungkin akan fokus untuk mengubah kondisi eksternal dan lingkungan Anda karena kondisi eksternal jelas mempengaruhi kebahagiaan. 
 
 
Studi menunjukkan bahwa hanya sekitar 10-15% unsur kebahagiaan seseorang berkaitan dengan kondisi eksternal. 
 
Tetapi, memperbaiki kondisi kehidupan internal kita, seperti pola pikir dan perasaan ternyata menjanjikan banyak hal untuk bahagia. 
 
Pada sebuah meta-analisis, misalnya, melaporkan bahwa ciri-ciri kepribadian menyumbang 63% perbedaan tingkat kebahagiaan subjektif pada tiap orang.
 
 
Lantas, kepribadian seperti apa yang paling mendukung kebahagiaan seseorang? Apa yang dikatakan penelitian tentang kebahagiaan dan kepribadian? 
 
Apa kualitas internal yang paling membedakan orang yang bahagia dan kurang bahagia? Berikut ini adalah poin-poin yang perlu Anda simak:
 
 
Neurotisisme Rendah
Neurotisisme merupakan istilah psikologis yang mengacu pada kecenderungan untuk mengalami emosi negatif. 
 
Emosi ini dapat mencakup kecemasan, kesedihan, kemarahan, atau rasa bersalah, dan masing-masing dari mereka sepenuhnya wajar. Bahkan orang yang paling bahagia pun memiliki emosi ini. 
 
Namun, penelitian mengaitkan kebahagiaan seorang individu dengan emosi negatif yang jarang dialami atau disebut dengan tingkat neurotisisme yang rendah.
 
 
Neurotisisme bisa dikurangi melalui terapi psikologis, psikoedukasi, dan latihan meditasi. Gaya hidup sehat secara fisik juga membantu kita mengatur emosi negatif dengan lebih baik.
 
Sikap positif
Sikap positif dapat dianggap sebagai kecenderungan untuk memicu emosi positif misalnya, kegembiraan, cinta, harapan, atau rasa syukur. 
 
Beberapa ahli telah mendefinisikan sikap positif sebagai cara penilaian, pandangan, dan persepsi hidup yang diperoleh dari sudut pandang yang positif. 
 
Orang-orang yang memiliki sifat positif pandai melihat dan menghargai kebaikan dalam hidup, yang berfungsi sebagai sumber ketahanan yang kuat dalam menghadapi kesulitan.
 
Optimisme juga mewakili sikap positif terhadap masa depan yang berkenaan dengan kesejahteraan psikologis dan fisik.
 
Salah satu cara untuk menumbuhkan sikap positif adalah dengan melatih diri untuk memandang sesuatu dari perspektif yang konstruktif dan penuh rasa syukur.
 
 
Kebaikan hati
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang lebih bahagia memiliki orientasi yang lebih positif dan prososial terhadap orang lain. 
 
Kebahagiaan lebih mungkin dirasakan oleh seorang individu yang memiliki sikap penyayang, hangat, baik hati, tulus, suka menolong, dan murah hati. 
 
Kaitan antara kebahagiaan dan hubungan antar manusia yang sehat merupakan salah satu temuan menarik dari kebahagiaan.
 
 
Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu adalah salah satu ciri kepribadian yang berhubungan erat dengan kepuasan hidup. 
 
Orang yang lebih bahagia biasanya menganggap dunia sebagai tempat yang kaya, mempesona, dan berminat pada berbagai macam hal. Mereka cenderung memiliki semangat hidup yang meluap-luap.
 
Keingintahuan juga menandakan bahwa seorang individu cenderung lebih memperhatikan hal-hal di luar dirinya dan berpeluang untuk mengekplorasi dunia demi menemukan kebahagiaan.
 
 
Apakah mungkin seseorang bisa mengubah kepribadiannya?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan kepribadian adalah mungkin, meskipun tidak mudah.
 
Meskipun seseorang tidak dapat membentuk kepribadian baru dari awal, seseorang dapat membentuk kepribadian seperti yang diinginkan. 
 
Center for Healthy Minds menekankan bahwa kebahagiaan sebagian muncul dari efek perubahan kepribadian. 
 
Seorang individu memiliki potensi untuk meningkatkan kebahagiaan, tidak peduli seberapa kecil perubahan yang dibuat pada kepribadiannya.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: Psycologhy Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x