Facebook Mengubah Nama Menjadi Meta, Mark Zuckerberg Beberkan Alasan Investasi

- 29 Oktober 2021, 10:21 WIB
Facebook Inc resmi mengubah nama atau rebranding menjadi Meta karena ingin berfokus pada pengembangan visi realitas virtual metaverse untuk masa depan
Facebook Inc resmi mengubah nama atau rebranding menjadi Meta karena ingin berfokus pada pengembangan visi realitas virtual metaverse untuk masa depan /Pixabay/Firmbee

 

MALANG TERKINI - Raksasa teknologi Facebook Inc mengumumkan rebranding atau mengubah nama menjadi “Meta” pada Kamis, 28 Oktober 2021 waktu setempat. 

Alasan pengubahan nama menjadi Meta itu karena ingin berfokus pada pengembangan visi realitas virtual metaverse untuk masa depan.

CEO Mark Zuckerberg, dalam konferensi virtual, menyampaikan bahwa nama Meta mencerminkan investasi visinya di dunia metaverse ketimbang layanan media sosial yang akan terus disebut Facebook.

Baca Juga: Sambut Metaverse, Facebook Dikabarkan Berencana Ganti Nama

Metaverse merupakan istilah yang diciptakan dalam novel distopian “Snow Crash” pada tiga dekade lalu dan sekarang menarik perhatian di Silicon Valley. 

Istilah tersebut merujuk secara luas pada gagasan tentang dunia virtual bersama yang dapat diakses oleh orang-orang yang menggunakan perangkat yang berbeda.

“Saat ini, merek kami terkait erat dengan satu produk sehingga tidak mungkin mewakili semua yang kami lakukan hari ini, apalagi di masa depan,” ujar Zuckerberg, dilansir Malang Terkini dari Antara.

Perusahaan Facebook mengatakan perubahan nama itu akan menyatukan berbagai aplikasi dan teknologi di bawah satu merek baru yang tidak akan mengubah struktur perusahaannya.

 Baca Juga: Daftar Bioskop di Malang , Kediri, Surabaya, Tulungagung, dan Sidoarjo yang Telah Dibuka Akhir Oktober

Zuckerberg juga memperlihatkan demo video seperti apa metaverse itu, dengan orang-orang terhubung sebagai avatar dan akan dibawa ke versi digital dari berbagai tempat dan periode waktu.

Dia menjelaskan bahwa metaverse perlu dibangun dengan mempertimbangkan keamanan dan privasi.

Perubahan nama itu terjadi ketika perusahaan tersebut tengah menghadapi serangkaian kritik dari pembuat undang-undang dan regulator atas dominasi pasar, sistem algoritmik, dan pemolisian penyalahgunaan pada layanannya.

Baca Juga: Masa Haid Dalam Pandangan Agama Islam: Mulai Paling Lama, Normal Hingga yang Sangat Sebentar

"Meskipun akan membantu mengurangi kebingungan dengan membedakan perusahaan induk Facebook dari aplikasi pendirinya, perubahan nama tidak tiba-tiba menghapus masalah sistemik yang mengganggu perusahaan,” ungkap direktur riset di firma riset pasar Forrester, Mike Proulx. 

Profesor pemasaran di Georgetown University McDonough School of Business, Prashant Malaviya, menilai perubahan nama itu tampak seolah perusahaan ingin menghindari kritik dan pengawasan.

Dalam kontroversi terbaru, mantan karyawan Facebook, Frances Haugen, membocorkan dokumen yang menunjukkan bahwa perusahaan lebih memilih keuntungan daripada keamanan pengguna.

Dalam beberapa pekan terakhir, Haugen telah bersaksi di hadapan subkomite Senat Amerika Serikat dan anggota parlemen di Parlemen Inggris.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah