Cara Menulis Dialog yang Tepat untuk Novel, Cerita Pendek, Cerita Bersambung atau Cerita Mini

- 29 November 2021, 16:07 WIB
Iluustrasi - cara menulis dialog untuk novel, cerpen
Iluustrasi - cara menulis dialog untuk novel, cerpen /Malang Terkini - Ade Septiyanah

 

MALANG TERKINI —Dialog ? Apa sih yang dimaksud dengan dialog?

Dialog adalah percakapan antar dua orang atau lebih, yang disajikan baik secara lisan atau tulisan pada sebuah karya seperti Novel, Sandiwara, cerita dan sebagainya.

Menurut jenisnya, pada cerita tertulis seperti Novel dialog terbagi dua:

Baca Juga: 3 Teknis Dasar Menulis Novel

1. Dialog Aksi

Dialog Aksi adalah dialog atau percakapan yang diikuti oleh aksi atau tindakan orang yang mengucapkan percakapan, dan tidak diikuti oleh frasa untuk menginformasikan identitas orang yang mengucapkan percakapan.

Contoh: “Aku sayang Bunda!” Merangkul dan memeluk bundanya dengan penuh kasih sayang.

Bia mencium gemas adiknya. “Lucu banget si kamu.”

2. Dialog Tag

Dialog Tag adalah dialog atau percakapan yang diikuti dengan frasa untuk menginformasikan identitas orang yang mengucapkan percakapan.

Kata-kata yang biasa digunakan untuk dialog tag antara lain: ucap, kata, tanya, jawab, bentak, sindir, cela, teriak, panggil dan seterusnya.

Contoh: “Lepaskan!” teriak Lastri, menangis sesenggukan.

Adik berlari, “Pulangnya beli kue ya!” pintanya pada sang kakak yang akan berangkat kerja.

Baca Juga: Romantisnya, Sandiaga Uno Masih Simpan Surat Cinta Pemberian Istri 31 Tahun Lalu

Lalu bagaimana cara menulis dialog yang tepat? Mari kita bahas bersama!

Menulis dialog itu mudah saat kita tahu aturan yang mengikutinya. Apa saja aturan tersebut:

1. Menggunakan tanda petik dua (“) sebelum dan sesudah tanda baca di akhir dialog.

Contoh: “Harumnya.”

“Enak ya makanannya?”

2. Setelah tanda petik dua (“) pada awal dialog. Huruf pertama pada kata pertama menggunakan huruf Kapital.

Contoh: “Cantik!” kata Laras tersenyum.

“Ayah sayang kamu.” Memeluk erat sebuah pigura.

3. Tanda baca seperti koma (,), tanda tanya (?), tanda seru (!), atau tanda titik (.) ditulis di akhir kalimat sebelum tanda petik dua (“).

Contoh: a. Dialog yang diakhiri koma (,) biasanya diikuti oleh dialog tag misalnya: “Sebel,” kata Adik cemberut

“Nanti aku hubungi,” balas Larasati

Baca Juga: Profil Ameer Azzikra, Putra Ustaz Arifin Ilham, Adik Alvin Faiz yang Meninggal Dunia

b. Dialog yang diakhiri tanda tanya, misalnya: Ibu menghampiri. “Sudah makan belum?”

“Lihat! Bukanya itu ayah?” kata Siska menunjuk sebuah tempat makan yang terbuka.

c. Dialog yang diakhiri tanda seru misalnya: “Lepaskan!” teriak Larasati marah.

“Sudah aku bilang, jangan!”

d. Dialog yang diikuti tanda titik, umumnya untuk dialog aksi misalnya: Memeluk erat tubuhku. “Aku mencintaimu.”

“Cukup hanya kau saja yang tahu.” Mengusap tangan sang adik ipar.

Bagaimana? Sudah lebih paham? Jika belum yuk kita lihat contoh salah dan benar penulisan dialog yang tepat bawah ini.

1. Ibu bertanya, Mau ke mana Kak? (Salah)

2. Ibu bertanya, “Mau ke mana Kak?” (Benar)

Contoh satu salah karena tidak menggunakan tanda petik dua (“).

Baca Juga: 5 Situs dan Link Download E-book PDF Novel Gratis dan Legal

3. “Jangan”! Menepis sapu di tangan Ana (Salah)

4. “Jangan!” Menepis sapu di tangan Ana (Benar)

Contoh 3 salah karena awal kata setelah petik dua tidak menggunakan huruf kapital, dan tanda baca (!) berada di luar tanda petik dua.

Demikian, semoga membantu memperkaya pengetahuan kita semua tentang penulisan dialog yang tepat untuk novel atau cerita.***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x