Network
MALANG TERKINI – Berikut ini merupakan kumpulan quotes para guru pondok pesantren di berbagai daerah yang ada di Indonesia.
Sebagaimana pada unggahan akun Instagram salah satu media edukasi yang bertemakan pondok yakni @mondok.in dengan judul ‘Quotes Guru-guru Pondok Berbagai Daerah di Indonesia’.
Pada salah satu unggahan akun tersebut adalah yang bertemakan kumpulan quotes yang dijadikan dalam satu unggahan namun dibagi dalam berbagai part.
Baca Juga: Wirid Harian KH Abdullah Kafabihi Mahrus, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri
Sesuai dengan unggahan akun tersebut dengan judul yang sama pada bagian part 10 yang diunggah pada 6 April 2022, berikut kumpulan quotesnya:
1. “Orang iman tuh, memang kesehariannya adalah Ibadah. Ya walaupun kadang sampai terasa bosan” (Fauzan: Guru Pondok)
2. “Susah dan senang itu, semua sebab keadaan hati. Bukan selalu karena materi” (Ikhwan: Guru Pondok)
3. “Tak ada orang yang gagal, yang ada hanya orang yang terlalu cepat berhenti” (Khoirul Huda: Guru Pondok)
4. “Janganlah selalu memikirkan dunia saja. Tapi pikirkanlah tentang akhirat juga” (Agus Triono: Guru Pondok)
5. “Perempuan itu banyak dosanya, maka dari itu cari dan pilihan lelaki yang pandai memaafkan” (Jumikan Karimunsani: Guru Pondok)
6. “Jadikanlah nasehat sebagai teman” (Ust. Rian: Guru Pondok)
Selanjutnya dengan unggahan akun dan judul yang sama pada bagian part 11 yang diunggah pada 10 April 2022, berikut kumpulan quotesnya:
7. “Sabar itu bukan berarti dian dalam menghadapi masalah. Namun justru membuat kita keep going” (‘Guru kami’: Guru Pondok)
8. “Dikatakan ilmu itu bermanfaat, bukan hanya dia mampu menyampaikannya. Tapi juga dia bisa mengimplementasikan terhadap dirinya sendiri” (Ronny: Guru Pondok)
9. “Ibadah itu seperti nasi, yaitu kebutuhan pokok. Jadi gak boleh bosan dalam beribadah, karna itu kebutuhan pokok hidup kita” (‘Guru kami’: Guru Pondok)
10. “Yang paling membanggakan orang tua adalah sukses dalam hal Agama” (Alm. Nurdin: Guru Pondok)
11. “Jangan berkomitmen kepada perempuan. Bila akhirnya tidak sesuai kenyataan” (‘Guru kami’: Guru Pondok)
