MALANG TERKINI - Malam satu Suro 1956 tengah menjadi perbincangan untuk saat ini. Satu Suro adalah waktu tahun baru jawa.
Banyak orang ingin tahu tentang fakta-fakta satu suro. Mereka juga ingin mengetahui tradisi dan perayaan yang dilakukan
Banyak orang yang ingin mengetahui informasi malam 1 Suro 1956 tahun baru jawa.
Kalender Jawa ini merupakan sistem tanggalan yang dipakai oleh kerajaan Mataram, kala itu Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645) yang menjadi penguasa Mataram.
Baca Juga: Doa Awal dan Akhir Tahun 1 Muharram 1444 Hijriyah, Memasuki Malam 1 Suro Tahun 2022
Tradiri dan Perayaan 1 Suro 1956
Meditasi
Meditasi ini adalah tradisi dalam budaya Kajawen. Tradisi ini bertujuan untuk introspeksi diri.
Hal ini untuk melihat dan merenungkan segala perbuatan, ucapan, dan semua hal yang telah kita lakukan dalam tahun sebelumnya.
Meditasi dalam keheningan disebut dengan Tapa Bisu.
Baca Juga: Doa Awal dan Akhir Tahun 1 Muharram 1444 Hijriyah, Memasuki Malam 1 Suro Tahun 2022
Tirakatan
Dilakukan saat malam hari dengan kegiatan berdoa. Bahkan ada beberapa yang melakukan ziarah makam.
Ruwatan
Kegiatan dalam adat untuk membersihkan rumah, bangunan, tempat tinggal dari roh jahat. Secara simbolik banyak yang melakukan bersih-bersih rumah bersama anggota keluarga secara menyeluruh.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Formasi eFootball 2022 Menyerang: Ciptakan Gol Sebanyak Mungkin
Kirab Budaya
Kegiatan ini dilakukan oleh Keraton-keraton di Jawa. Kirab Budaya bertujuan untuk melakukan perayaan tahun baru Jawa serta untuk memperbaiki perbuatan diri.
Kesultanan Yogyakarta memiliki Kirab Mubeng Beteng. Kegiatan dilakukan dengan tanpa bicara sedikit pun. Kirab dilakukan dengan berkeliling melintasi tembok keraton.
Makna kegiatan ini dalah untuk membersihkan diri dan lingkungan dari hal-hal yang negatif, menumbuhkan sikap prihatin, dan introspeksi diri.
Kesunanan Surakarta memiliki Kirab Malam Siji Suro. Kegiatan terdiri dari membersihkan benda-benda pusaka yang ada di keraton dan kirab kerbau albino.***