Studi Baru: Berdamai pada Emosi Negatif, Baik untuk Kesehatan Mental

- 6 Mei 2023, 11:09 WIB
Ilustrasi. Kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun emosi negatif dapat memengaruhi kesejahteraan, perspektif terhadap perasaan tersebut dapat memainkan peran yang lebih besar dalam kesehatan mental secara keseluruhan
Ilustrasi. Kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun emosi negatif dapat memengaruhi kesejahteraan, perspektif terhadap perasaan tersebut dapat memainkan peran yang lebih besar dalam kesehatan mental secara keseluruhan /// Freepik/ benzoix

MALANG TERKINI – Penelitian menunjukkan bahwa meskipun perasaan buruk atau emosi negatif dapat memengaruhi kesejahteraan, perspektif kita terhadap perasaan tersebut ternyata dapat memainkan peran yang lebih besar dalam kesehatan mental secara keseluruhan.

Misalnya munculnya rasa gugup saat akan presentasi kerja, lalu meratapi kurangnya kepercayaan diri. Kita marah pada pasangan, dan kemudian merasa bersalah atas ketidaksabaran kita. Hal ini menggambarkan bahwa emosi tidak diragukan lagi memengaruhi kesejahteraan, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa cara kita menilai dan bereaksi terhadap emosi tersebut, ternyata dapat lebih memengaruhi kita.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Maret di jurnal Emotion, para peneliti menemukan bahwa orang yang terbiasa menilai perasaan negatif, seperti kesedihan, ketakutan, dan kemarahan, sebagai emosi buruk atau tidak pantas, memiliki lebih banyak gejala kecemasan dan depresi serta merasa kurang puas dengan kehidupan mereka.

Baca Juga: Pentingnya Self Love: 5 Cara untuk Lebih Mencintai Diri Sendiri

Hal ini berbeda dengan orang yang umumnya merasakan emosi negatif, justru mereka dapat mengendalikannya ke dalam perilaku positif atau netral.

Temuan ini menambah jumlah penelitian yang menunjukkan bahwa orang akan lebih baik ketika mereka menerima emosi tidak menyenangkan mereka secara wajar dan sehat, daripada mencoba untuk melawan atau menekannya.

"Banyak dari kita memiliki keyakinan implisit bahwa emosi itu sendiri buruk, mereka akan melakukan sesuatu yang buruk kepada kita," kata Iris Mauss, seorang psikolog sosial yang mempelajari emosi di University of California, Berkeley.

“Emosi tidak melakukan hal-hal yang berbahaya. Sebenarnya penghakimanlah yang menyebabkan, penderitaan," ungkapnya.

Baca Juga: Ada Kejanggalan, MUI Bentuk Tim Khusus Usut Insiden Penembakan

Halaman:

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x