Objek Wisata Viral di Lombok, Denda Seruni dengan Spot Instagenic Dipadu Pemandangan Cantik

- 6 November 2020, 16:20 WIB
Denda Seruni di Lombok
Denda Seruni di Lombok /kolase Instagram hariana_bulan dan _knhs29

Kepala Desa Seruni Mumbul, Tajuddin menyampaikan bahwa Destinasi ini dikelola oleh Badan Usaha milik Desa (Bumdes) Desa Seruni.

“Pemberian nama destinasi wisata itu selain melestarikan cerita rakyat tentang seorang gadis yang bernama Dende Seruni juga tidak terlepas dari inspirasi untuk memajukan desa melalui potensi yang dimiliki untuk mendapatkan penghasilan agar bisa dinikmati masyarakat”, ungkap Tajudin.

“Ide awal saya membuka destinasi wisata ini, tidak terlepas dari adanya cerita rakyat dan juga dari hasil studi banding saya ke Klaten Jawa Tengah beberapa tahun lalu. Saya melihat di Klaten ada objek wisata yang memiliki kemiripan dengan potensi yang ada di desa ini,” tuturnya.

Namun untuk dapat mewujudkan impian itu, pemerintah desa telah merogoh anggarannya sekitar Rp 1 miliar sehingga kawasan wisata Denda Seruni tampak seperti sekarang ini.

Pemerintah desa bersama masyarakat mulai menata penuh optimis akan mampu mendatangkan hasil yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

Baca Juga: Pernah Tergabung dalam Soneta Group, Begini Pesan Mengharukan Rita Sugiarto untuk Rhoma Irama

“Pada tahun 2019, penataan wisata Denda Seruni tahap awal mulai direncanakan. Kami masukan ke dalam APBDes dengan nilai anggaran Rp 648 juta, kemudian kami dapat tambah anggaran dari bantuan pemerintah provinsi sebesar 100 juta dan dari Kemendes Rp 50 juta,” tuturnya.

Meski merogoh anggaran besar, Tajuddin merasa optimis untuk dapat mengembalikan modal awal tersebut dalam waktu 4 tahun ke depan.

“Kami optimis anggaran kurang lebih sebesar Rp 1 miliar yang sudah diinvestasikan pada wisata ini bisa kami kembalikan,” tegas Kepala Desa Tajudin.

Sejauh ini, pendapatan BUMDes dari pengelolaan wisata Denda Seruni sekitar Rp 256 juta lebih. “Artinya dari Rp 1 miliar anggaran yang sudah kami investasikan untuk wisata ini baru 30 persen terpenuhi dalam waktu kurang 1 tahun. Sisa 70 persennya akan tercapai pada 4 tahun yang akan datang, baru kemudian desa akan dapat menikmati hasilnya,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Yuni Astutik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x