Kisah Masa Muda Nabi Muhammad, Sebelum Diangkat menjadi Nabi

18 Oktober 2021, 12:01 WIB
Ilustrasi: Masa Muda Nabi Muhammad /Waleed Ali/REUTERS

MALANG TERKINI - Nabi Muhammad adalah dari keturunan Bani Quraisy, yaitu satu puak atau golongan yang termulia di Makkah. Nasab Beliau bersambung dengan Nabi Isma’il bin Ibrahim as.

Ayah Beliau adalah ‘Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdi Manaaf bin Quraisy bin Kilaab.

Ibu Beliau adalah Aminah binti Wahb bin Abdi Manaaf bin Zuhrah bin Kilaab.

Nasab Ibu dan Ayah bertemu di datuk Beliau yang kelima yaitu Kilaab.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Isra’ Mi’raj, Kembali ke Bumi dan Tak Dipercaya Orang Quraisy

Ayah Nabi berumur 18 tahun dan meninggal dunia saat Beliau masih dalam kandungan, dimakamkan di Madinah serta tidak meninggalkan sedikitpun harta untuk Nabi.

Nabi dilahirkan di Makkah pada hari Senin 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah, yang selanjutnya setiap tanggal ini diperingati sebagai Maulid Nabi.

Beliau diasuh oleh ibunya, kemudian disusui oleh Tsuwaibah Al-Islamiyah, dan dilanjutkan oleh Halimah As-Sa’diyah hingga berumur empat tahun.

Saat Nabi berusia enam tahun, ibu Beliau meninggal di Abwaa’ sebuah desa antara Makkah dan Madinah.

Lalu Beliau diasuh oleh Ummu Aiman, seorang pelayan ayahnya. Dan yang mengurus pendidikan Beliau ialah kakeknya yang bernama Abdul Mutthalib.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Isra’ Mi’raj, Melihat Keadaan Surga dan Neraka serta Penghuninya

Abdul Mutthalib sangat mencintai Nabi, melebihi cintanya kepada anak-anaknya sendiri.

Ketika Beliau berumur delapan tahun, sang kakek meninggal. Dan pengasuhan terhadap Nabi ditanggung pamannya yang bernama Abu Thalib.

Sebelumnya Abu Thalib adalah seorang yang miskin dan setelah Nabi dalam tanggungannya, Abu Thalib merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya dan dimudahkan segala urusannya.

Masa kecil Nabi sangatlah suka menggembala kambing orang-orang Makkah dengan upah yang Beliau gunakan untuk hidup.

Saat berusia sembilan tahun, Nabi berlayar ke Syam bersama sang Paman dengan membawa dagangan.

Tatkala sampai di daerah bernama Bushra, seorang Pendeta bernama Buhaira melihat Nabi dan mengenali bahwa Beliau akan menjadi Nabi terakhir dari para Nabi.

Pendeta itu meminta Abu Thalib supaya ia pulang bersama Nabi, karena takut kepada musuh yang menantikan Beliau.

Baca Juga: 3 Rahasia Sehat Nabi Muhammad Atasi Asam Urat, Bahannya Gampang dan Mudah Dibuat

Ketika berumur 25 tahun Beliau berlayar kedua kalinya ke Negeri Syam dengan membawa dagangan Siti Khadijah, seorang wanita mulia dan merupakan janda kaya raya yang mempekerjakan laki-laki dalam menjalankan kekayaannya.

Khadijah memilih Nabi karena mendengar tentang kebenaran Beliau yang memiliki akhlak yang mulia dan orang yang sangat menjaga amanah.

Setelah dua bulan kepulangan Beliau dari Syam, Beliau menikah dengan Siti Khadijah (Khadijah yang meminang Nabi).

Saat itu Nabi berusia 25 tahun dan Siti Khadijah 40 tahun. Selama 25 tahun pernikahannya dengan Khadijah, Nabi tidak pernah menikahi wanita lain sampai Khadijah meninggal.

Ketika Nabi berumur 35 tahum kaum Quraisy meruntuhkan Ka’bah dan memperbarui pembangunannya.

Beliau ikut membantu dalam mendirikan Ka’bah bersama Pamannya yang bernama ‘Abbas dan para pemuka Quraisy.

Kaum Quraisy berselisih tentang siapa yang harus meletakkan Hajar Aswad di tempatnya, hingga mereka sepakat bahwa Nabi yang meletakkan batu itu.

Nabi menyuruh tiap pemuka kaum untuk ikut mengangkat batu itu, dan Nabi sendiri yang meletakkan batu itu.

Maka selesailah permasalahan tersebut dan kaum Quraisy takjub dengan kecerdasan Beliau.

Sesungguhnya Allah telah menjaga Nabi dari amal-amal orang Jahiliyah, Beliau mendapat julukan Al-Amin karena sifat-sifatnya yang mulia seperti benar, jujur, amanah, sabar, malu, dan rendah hati.

Tatkala hampir usia 40 tahun, Nabi senang menyendiri dan beribadah di Gua Hira’ sesuai ajaran datuknya, yaitu Nabi Ibrahim.

Tepat di usia 40 tahun Beliau menerima wahyu pertama, dan diangkat menjadi Nabi

Beliau adalah utusan Allah kepada seluruh manusia, Penutup Para Nabi dan Imam bagi Rasul-rasul.

Beliau membawa agama Islam untuk semua manusia supaya mereka menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah.***

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Terkini

Terpopuler