Mengapa Penetapan 1 Ramadhan 1443 Hijriah Berbeda? Simak Penjelasan Menteri Agama

1 April 2022, 21:33 WIB
Menteri Agama RI Menyampaikan Hasil Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadhan 1443 H /Tangkap Layar/YouTube Kemenag RI

MALANG TERKINI – Sidang Isbat telah diumumkan pada 1 April 2022 pukul 19.15 WIB melalui konferensi pers secara daring. Seperti yang diketahui, pada tahun ini terdapat perbedaan penentuan jatuhnya 1 Ramadhan 1443 Hijriah.

Dalam sidang tersebut dihadiri oleh Komisi VIII DPR RI pejabat Eselon I dan II, Dirjen Bimas Islam, para pimpinan ormas islam atau yang mewakili, para ahli ilmu astronomi, perwakilan BMKG, Puska ITB, Badan Informasi Geospasial, Planetarium Jakarta, anggota tim unifikasi kalender hijriah Kementerian Agama.

Konferensi pers yang disampaikan oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan beberapa hasil yang sebelumnya telah disampaikan pada menjelang Maghrib oleh Prof. Thomas Djamaluddin salah satu anggota tim unifikasi kalender hijriah Kemenag RI.

Baca Juga: UPDATE HASIL SIDANG ISBAT: Penetapan 1 Ramadhan 1443 H Tahun 2022 Jatuh Pada 3 April 2022

Ketinggian hilal di seluruh Indonesia pada posisi antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10.02 menit posisi hilal yang berdasarkan hisab, suatu metode cara untuk mengetahui posisi ketinggian hilal sehingga apakah dimungkinkan hilal tersebut bisa dilihat atau tidak dan setelah maghrib sidang isbat tersebut baru kita mulai dan hasilnya berikut ini:

1. Dalam melaksanakan sidang isbat Kemenag selalu dua metode, metode hisab (perhitungan) dan metode rukyat (lihat langsung keberadaan hilal).

2. Laporan hisab telah dilaporkan melalui Kemenag dari seluruh daerah yang ditempatkan tidak kurang 101 titik di 34 provinsi di seluruh wilayah Indonesia, dari 101 titik ini semuanya melaporkan tidak melihat hilal. Sebagaimana telah dilaporkan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag.

“Oleh karena itu dengan dua hal di atas berdasarkan hisab posisi hilal seluruh Indonesia sudah di atas ufuk akan tetapi belum memenuhi kriteria MABIMS baru yaitu tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat serta laporan rukyatul hilal secara mufakat bahwa 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada hari Ahad, 3 April 2022 M,” tutur Menteri Agama RI.

Baca Juga: Teks Bacaan Bilal Tarawih atau Nida’ 23 Rakaat Lengkap dan Link Download PDF, Word

Dalam sidang tersebut pemerintah telah menetapkan 1 Ramadhan 1443 H pada 3 April 2022, lain halnya dengan Muhammadiyah.

Dikutip melalui kanal Antaranews pada 1 April 2022, pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menentukan 1 Ramadhan sejak jauh-jauh hari menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang menilai bahwa pada Jumat, 01 April 2022 M, ijtimak jelang Ramadhan 1443 H terjadi pada pukul 13:27:13 WIB.

Ketinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta (f = -070 48φ LS dan l = 110o 21φ BT) = +02o 18φ 122 (hilal sudah wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam itu bulan berada di atas ufuk.

Oleh karena itu, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada hari Sabtu, 2 April 2022.

Baca Juga: Berikan Klarifikasi dari Buntut Panjang Kepindahannya ke PSIS Semarang, Carlos Fortes: Saya Profesional!

Sementara NU menggunakan metode rukyatul hilal menilai posisi hilal pada Jumat berada sedikit di atas kriteria imkanur rukyah.

Data hisab Lembaga Falakiyah PBNU menunjukkan keadaan hilal sudah berada di atas ufuk, tepatnya +2 derajat 04 menit 12 detik dan lama hilal 9 menit 49 detik yang dipantau di kantor PBNU Jakarta, koordinat 6o 11' 25" LS 106o 50' 50" BT. Konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Jumat 1 April 2022 pukul 13:25:54 WIB.

Letak matahari terbenam berada pada posisi 4 derajat 34 menit 09 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 2 derajat 48 menit 22 menit utara titik barat. Adapun kedudukan hilal berada pada 1 derajat 45 menit 47 detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan dengan elongasi 3 derajat 24 menit 06 detik.

Bagi NU dengan ketinggian 2 derajat lebih 4 menit dan 3 derajat 4 menit, hilal tampaknya akan sulit dirukyat. Terlebih umur bulan yang belum mencapai 8 jam. Jika hilal tidak terlihat, otomatis bulan Syaban akan digenapkan menajdi 30 hari. Dengan begitu, awal Ramadhan 1443 H bisa jatuh pada Minggu, 3 April 2022. Sementara Sabtu, 2 April 2022 masih terhitung tanggal 30 Syaban 1443 H.

Baca Juga: Bacaan Niat Sholat Tarawih dan Witir Berjamaah atau Sendirian: Arab, Latin dan Artinya

Bagi MUI dan pemerintah, kedua metode tersebut bukanlah metode yang dipertentangan, kedua metode tersebut saling melengkapi salah satu lain, karena kedua metode tersebut sama pentingnya.

“Oleh karena itu, seorang perukyat tentu harus menguasai hisab. Tanpa hisab dia tak akan bisa merukyat dengan baik. Begitu juga hisab sebagai hal yang sifatmya informatif tentang posisi ketinggian hilal harus dirukyat. Pemerintah sejak dahulu telah menggunakan metode ini,” tutur Yaqut dalam konferensi pers daring.

Kementerian Agama RI pada tahun ini mulai menggunakan kriteria baru penentuan awal bulan Hijriah.

Kriteria itu mengacu hasil kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada 2021 yaitu ketinggian hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.

Tak lupa Yaqut menyampaikan harapan dengan hasil sidang isbat ini sleuruh umat Islam di Indonesia dapat menjalankan ibadah puasa secara bersama-sama, karena hal ini bisa menjadikan simbol sekaligus cerminan kebersamaan umat Islam di Indonesia.**

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah

Sumber: YouTube Kemenag RI ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler