Hadits Tentang Rebo Wekasan, Lengkap dengan Penjelasan Ulama

21 September 2022, 14:06 WIB
Hadits tentang Rebo wekasan /Pixabay/Anamul_/Malang Terkini/Achmad Hudaifi/

MALANG TERKINI - Hadits merupakan ucapan dan perbuatan Rasulullah SAW yang menjadi sumber rujukan hukum dalam Syariat Islam.

Semua amalan dalam Syariat Islam mulai yang wajib hingga yang sunnah ada tuntunannya dalam hadits.

Lalu, mengenai amalan Rebo wekasan adakah haditsnya dari Rasulullah SAW?

Baca Juga: Apa Itu Rebo Wekasan Menurut Islam? Ini Penjelasan Ulama!

Rebo wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar yang dipercaya merupakan hari turunnya malapetaka.

Kepercayaan itu ada sejak jaman jahiliah sebelum datangnya Islam. Kemudian setelah Islam datang, kepercayaan itu dihapus oleh Rasulullah.

Bulan Safar yang dianggap nahas oleh masyarakat Jahiliah itu kemudian diubah oleh Rasulullah SAW menjadi bulan Safarul Khair (bulan Safar yang baik).

Baca Juga: Batas Waktu Sholat Rebo Wekasan Sampai Jam Berapa? Simak Selengkapnya!

Mengenai hadits yang disinyalir bercerita tentang hari nahas Rebo wekasan ditemukan dalam kitab Ghurar. Berikut redaksi haditsnya.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: آخِرُ أَرْبِعَاءَ فِي الشَّهْرِ يَوْمُ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ. رواه وكيع في الغرر، وابن مردويه في التفسير، والخطيب البغدادي..

Artinya: "Dari Ibn Abbas ra, Nabi Saw bersabda: "Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya naas yang terus-menerus." HR. Waki’ dalam al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam at-Tafsir, dan al-Khathib al-Baghdadi.

Hadits tentang Rebo wekasan di atas dinilai dhaif oleh kalangan ahli hadits, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai pegangan hukum.

Baca Juga: Doa Rebo Wekasan dan Terjemahannya

Dalil hadits kedua tentang Rebo wekasan datangnya dari Abu Hurairah r.a yang tercatat dalam kitab Shahih Bukhari Muslim. Berikut redaksi haditsnya:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم: قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا صَفَرَ وَلَا هَامَةَ. رواه البخاري ومسلم.

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadits kedua ini mayoritas ulama sepakat bahwa kepercayaan tentang turunnya malapetaka di hari Rabu terakhir bulan Safar itu tidak dibenarkan.

Baca Juga: Amalan Rebo Wekasan Tolak Seluruh Mara Bahaya Diijazahkan Oleh Mbah Maimun Zubair Serta Sejarahnya

Namun, ulama juga tidak melarang umat Islam melakukan amalan tertentu pada Rebo wekasan asalkan tidak meyakini bahwa hari itu merupakan hari sial tempat turunnya malapetaka.

Umat Islam harus percaya bahwa tidak ada malapetaka dan kesialan kecuali atas izin Allah. Karena itu, berdoa memohon kepada Allah agar terhindar dari bencana diperbolehkan dan tidak harus dilakukan pada Rebo wekasan.

Kesimpulannya, dari hadits Rebo wekasan di atas diketahui bahwa kepercayaan datangnya bala di hari Rebo wekasan itu tidak benar, namun tidak apa-apa berdoa agar terhindar dari bencana.***

Editor: Ianatul Ainiyah

Tags

Terkini

Terpopuler