MALANG TERKINI - Pernahkah Anda mendengar klaim bahwa orang tua Nabi berada di neraka? Pertanyaan ini mengundang kontroversi dalam konteks keagamaan.
Jawabannya mungkin terletak pada konsep Ahlul Fatrah, yang mengacu pada umat yang hidup di antara masa para rasul terutus, seperti era dari Nabi Isa hingga Nabi Muhammad.
Menurut pemahaman yang benar, Ahlul Fatrah adalah orang-orang yang hidup pada masa antara para rasul namun tidak menerima risalah dari rasul tersebut.
Contohnya adalah masa Nabi Ibrahim, di mana mereka menyembah berhala. Namun, ada pandangan bahwa mereka tetap dianggap sebagai umat yang selamat, meskipun perubahan keyakinan mereka.
Konsep Ahlul Fatrah ini telah diperdebatkan dalam dunia keagamaan, dan para ulama berbeda pendapat tentang nasib mereka.
Menurut beberapa pandangan, mereka yang hidup dalam Ahlul Fatrah dianggap terhindar dari dosa karena tidak memiliki akses langsung terhadap risalah para nabi.
Namun, perlu diingat bahwa beberapa orang berpendapat bahwa mereka tetap bertanggung jawab atas perbuatan mereka dan tidak sepenuhnya terbebas dari konsekuensi.
Sebagai contoh, Imam Nawawi menyatakan bahwa orang yang mati dalam keadaan kafir akan masuk neraka, termasuk mereka yang hidup dalam Ahlul Fatrah.
Namun, ada perbedaan pendapat mengenai apakah mereka dihukum ataukah tidak.
Dalam ajaran Islam, pemahaman tentang Ahlul Fatrah masih menjadi topik yang kompleks dan mendalam.
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk terus menggali ilmu dan memahami pandangan berbagai ulama serta hadis-hadis yang berkaitan dengan topik ini.
Apapun pandangan yang dipilih, penting untuk menjaga rasa hormat terhadap kepercayaan dan pandangan beragama orang lain serta berupaya memahami konteks sejarah dan teologi di balik konsep-konsep seperti Ahlul Fatrah.***