Mereka memakai benda lain sebagai kafarat atau penebus dosa kepada Allah SWT.
Namun, kata Gus Baha, jangan sampai terlalu memandang bahwa zalim dan kefasikan itu hanya terletak pada sisi ‘Ain-nya semata atau fisik bendawi.
Gus Bah lalu menyitir ucapan Syekh Abdul Qadir Al Jailani.
“Apa yang benar itu yang dihalalkan Allah dan yang salah adalah yang disalahkan Allah,” tutur Gus Baha.***