Network
MALANG TERKINI – Hukum Puasa Rajab telah dibincangkan oleh para ulama dan empat Imam Mazhab bahwa Puasa Rajab bukanlah termasuk bid’ah.
Hukum Puasa Rajab merupakan puasa sunnah, ini karena puasa Rajab bukan termasuk puasa yang dilarang sangat terbatas. Puasa yang dilarang Rasulullah adalah puasa hari raya Idul Adha dan Idul Fitri, hari tasyrik tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah, khilaf atau jika kita memasuki separuh akhir bulan Sya’ban bagi orang yang tidak punya kebiasaan dan bagi orang yang tidak punya hutang.
Hukum Puasa Rajab sebulan penuh menurut Imam Hambali menjadi makruh bila dilakukan satu bulan penuh, dan akan hilang kemakruhannya jika dilakukan empat cara ini.
Baca Juga: Bacaan Doa Malam Pertama Bulan Rajab Lengkap dengan Niat Puasa Sunnah dan Amalan yang Dianjurkan
Seperti dilansir Malang Terkini melalui kanal Youtube Al-Bahjah TV pada 5 Maret 2019 mengenai amalan puasa sunnah di Bulan Rajab – hikmah Buya Yahya.
“Empat cara agar tidak makruh puasa di bulan Rajab menurut Imam Mazhab Hambali adalah, dibolong puasa hanya 1 hari saja, atau tidak dibolong dan disambung sebelum bulan Rajab, atau disambung setelah Rajab, atau yang penting selain bulan Rajab berpuasalah agar tidak mengkhususkan bulan Rajab untuk puasa.” Tutur Buya Yahya.
“Rasulullah Saw juga pernah melakukan puasa bulan Rajab sangking banyaknya puasa di bulan Rajab sampai kami berkata Nabi hampir tidak pernah bolong puasa di bulan Rajab. Suatu ketika juga pernah menemukan Nabi tidak berpuasa di bulan Rajab. Maka, ini hukumnya Puasa Rajab adalah Puasa Sunnah.” Tutur Buya Yahya.
Baca Juga: Pernah Gagal di Season Sebelumnya, Berikut Profil Victor di Masterchef Indonesia Season 9
“Menurut riwayat Abi Mujibah al-Bahili, ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah, lalu Nabi bertanya kamu siapa? Aku adalah Abu Mujibah al-Bahili yang dulu pernah datang kepadamu Ya Rasulullah. Rasulullah sempat pangling karena al-Bahili tampak kurus karena berpuasa setiap hari,” Buya Yahya menceritakan kisahnya.
