Gus Baha Sebut Arti 'Minal Aidin' Adalah Kembali Menjadi Ahli Surga

- 4 Mei 2022, 14:38 WIB
Penjelasan Gus Baha mengenai arti minal aidin wal faizin
Penjelasan Gus Baha mengenai arti minal aidin wal faizin /Tangkap layar/YouTube Narasi

MALANG TERKINI - Saat hari raya Idul Fitri, kalimat 'minal aidin wal faizin' menjadi ucapan yang populer sehingga tidak sedikit orang yang ingin mengetahui maknanya.

Arti 'minal aidin' menurut Gus Baha (KH. Ahmad Bahauddin Nursalim) adalah kembali menjadi ahli surga.

"'Minal aidin' artinya kita kembali menjadi ahli surga," kata Gus Baha sebagaimana dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube PUTROJOWO JOOOSSS pada Rabu, 4 Mei 2022.

Baca Juga: Gus Baha Sebut Ada Dosa Terberat Istri yang Kadang Tak Disadari, Bahkan Membuat Suami Bodoh

Gus Baha menyebutkan bahwa manusia mulanya adalah penduduk surga yang kemudian diturunkan ke bumi karena sebuah kesalahan.

"Saya sependapat dengan kitab yang saya baca, dulu kita ini ahli surga, karena Nabi Adam lahirnya di surga dan diciptakan di surga. Karena satu kesalahan, beliau harus ke bumi," terangnya.

Gus Baha mengungkapkan bahwa dengan selesai menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan diterima Allah, manusia kembali berstatus sebagai ahli surga dengan syarat saling memaafkan.

Menurutnya, yang bisa menghalangi manusia masuk ke surga adalah adanya 'hak adami' (dosa terhadap sesama) yang belum diselesaikan.

Baca Juga: Doa Berkendara Naik Kendaraan Laut atau Berlayar, Ini Lafaz dan Terjemahannya

"Kalau 'hak adami' belum selesai itu Allah ndak mau memaafkan, makanya syaratnya masuk surga harus kita saling memaafkan. Dengan cara seperti itu insyaallah kita 'minal aidin wal faizin'," paparnya.

Gus Baha juga menyampaikan bahwa di antara ciri waliyullah (walinya Allah) adalah 'asy-syafaqoh 'alal kholqi kullihim' atau punya empati/kasih sayang ke semua makhluk.

Ia menceritakan, dulu ada seorang nakal yang diterima taubatnya dan diampuni oleh Allah karena mengasih minum pada seekor anjing yang diketemuinya di jalan.

Baca Juga: Doa Berkendara Naik Kendaraan Laut atau Berlayar, Ini Lafaz dan Terjemahannya

Murid KH. Maimun Zubair tersebut juga membacakan kisah yang terdapat di dalam kitab Ar-Risalah Al-Qusyairiyah tentang Nabi Ibrahim 'alaihissalam dengan seorang Majusi yang hendak bertamu, sebagai berikut.

سمعت بعض العلماء يقول: استضاف مجوسي إبراهيم الخليل عليه السلام فقال: بشرط أن تسلم فمر المجوسي فأوحى الله تعالى إليه: منذ خمسين سنة نطعمه على كفره فلو ناولته لقمة من غير أن تطالبه بتغيير دينه فمضى إبراهيم عليه السلام على أثره حتى أدركه واعتذر إليه فسأله عن السبب فذكر ذلك له فأسلم المجوسي

Gus Baha mengatakan bahwa Nabi Ibrahim terkenal sebagai Abu Dhuyuf (bapak para tamu) yang mesti melayani tamu-tamunya.

Baca Juga: Mbah Moen Pernah Iri dengan Orang Ini Kata Gus Baha, Simak Alasannya

"Singkat cerita, di antara tamu itu berakidah Majusi atau beragama Majusi. Terus Nabi Ibrahim gak mau. 'Saya mau ngasih makan, syaratnya Anda harus Islam'. Akhirnya orang ini putus asa kemudian meninggalkan Nabi Ibrahim," cerita dia.

Kemudian, lanjut Gus Baha, saat orang yang hendak bertamu tadi pergi, Allah memberi wahyu kepada Nabi Ibrahim.

"Kata Allah: منذ خمسين سنة نطعمه على كفره, 'Saya yang Tuhan saja, ngasih makan dia 50 tahun tanpa syarat dia harus Islam. Kamu baru dimintai makan sehari, mensyaratkan Islam'," ungkapnya.

Baca Juga: Gus Baha Sebut Pahala Sholat Sunnah di Siang Hari Ini Sama dengan Tahajud atau Lailatul Qadar, Masyaallah!

Akhirnya, Nabi Ibrahim 'alaihissalam mengejar orang Majusi tadi dan mempersilahkan untuk makan di rumahnya.

"Singkat cerita, terus orang Majusi itu tanya 'Kenapa Anda berubah pikiran?' Terus Nabi Ibrahim cerita bahwa beliau ditegur Allah, kemudian harus melakukan itu," tutur kiai yang dikenal sebagai Ahli Tafsir tersebut.***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah