اللَّهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدَنِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Allaahumma robba haadzihid da’watit taammah, washsholaatil qooimah, aati Sayyidana muhammadanil washiilata wal fadhiilah, wasysyarofa, wad darajatal ‘aaliyatar rofii’ah, wab’atshu maqoomam mahmuudanil ladzii wa’adtah, innaka laa tukhliful mii’aad.
Artinya: "Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-wasilah (derajat di surga), dan al-fadhilah (keutamaan) kepada nabi Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan."
Baca Juga: Niat Sholat Qobliyah Jumat Arab, Latin dan Artinya
Bagi muadzin (orang yang mengumandangkan adzan perlu memperhatikan beberapa kesunnahan berikut ini:
1. Bersuara merdu
Muadzin yang adzan disunahkan yang memiliki suara merdu. Tujuannya agar menambah semangat menyampaikan, lebih menyentuh hati, dan menarik jamaah.
2. Mengeraskan suara
Rasullullah bersabda: "Muadzin akan diampuni sejauh mana suaranya terdengar dan disaksikan oleh setiap makhluk baik yang kering maupun basah." (HR. Imam 5 selain Imam Nasa'i)