Makna Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram bagi Umat Islam yang Disampaikan Ustaz Adi Hidayat

MALANG TERKINI - Berikut makna tahun baru hijriyah 1 Muharram bagi umat Islam yang disampaikan Ustaz Adi Hidayat (UAH) dalam ceramahnya.

Kalender tahun hijriyah merupakan penanggalan untuk umat Islam yang ditetapkan sejak pemerintah Khalifah Umar bin Khatthab RA.

Perhitungan tahun hijriyah dimulai dari peristiwa hijrahnya umat Islam dari Mekah ke Madinah di zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu pada 622 Masehi.

Baca Juga: 4 Resep Masakan Khas untuk Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram

UAH menyampaikan bahwa "hijriyah" (هجرية) diambil dari kata "hijrah" yang terdapat "ya' nisbah" (ي) dan "ta'" (ة) yang menunjukkan sifat atau karakteristik.

"Jadi, 'hijriyah' bukan sekedar menunjuk kepada penanggalan tahun yang berganti setiap tahun. Ya, selesai setahun, ganti lagi tahun baru, ganti lagi tahun baru, tidak demikian," terangnya.

Ia menjelaskan, "ya' nisbah" tersebut bukan hanya menunjuk pada sifat tahunnya, tetapi juga kepada karakteristik orang-orang beriman yang pernah berhijrah di periode kepemimpinan Rasulullah.

"Kita harus perhatikan bagaimana sifat mereka, katakteristik mereka, karakter mereka saat mereka berhijrah, khususnya dari Mekah al-Mukarramah ke Yatsrib yang kelak akan menjadi al-Madinah al-Munawwarah," tuturnya.

Baca Juga: Doa Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H, Lengkap dengan Artinya

Menurut UAH, terdapat beberapa karakteristik yang perlu diperhatikam dari orang-orang beriman yang berhijrah pada zaman Rasulullah itu, mulai dari aspek kesabaran, ketangguhan mengatasi berbagai macam persoalan, juga puncak ketawakkalan yang sangat meyakini dalam setiap situasi pasti Allah akan menolong hamba-Nya.

"Bagaimana kesabaran dalam menghadapi situasi-situasi sulit. Ya, bukan hanya menghadapi intimidasi, persekusi, tekanan-tekanan, kesulitan dari pangan, harta benda, dan mempertahankan iman, dan mendapatkan ridha Allah subhanahu wa ta'ala," ungkapnya.

Dan yang paling penting, bagaimana bisa melihat pendekatan orang-orang bdriman itu kepada Allah yang kemudian mendatangkan pertolongan-Nya sehingga merubah keadaan hidup mereka.

"Dari yang tadinya tertindas, kemudian dalam situasi yang sangat jauh, dalam situasi yang lemah, tiba-tiba menjadi manusia yang terbaik dengan aspek yang sangat luar biasa, ada aspek kekuatannya, ada aspek keilmuan, peradaban, ada aspek kepemimpinan, bahkan kemudian menjadi sifat yang disebutkan di Quran surah ke-tiga ayat 110 itu 'khaira ummah," paparnya.

Baca Juga: Mitos Malam 1 Suro 2022 Bertepatan dengan Tahun Baru Islam, Mistis dan Sakral

UAH menyampaikan bahwa ada baiknya si setiap pergantian tahun hijriyah umat Islam mempelajari karakteristik orang-orang beriman yang berhijrah di zaman Nabi itu.

"Ketangguhan dalam menghadapi setiap persoalan. Kita dihadapkan sekarang pada Covid misalnya, ada kesulitan di bidang ekonomi misalnya, ada berbagai persoalan-persoalan lain. Nah, ini momentum untuk kita belajar. Bagaimana orang-orang di masa lalu membangun kedekatan dengan Allah subhanahu wa ta'ala dengan penuh ketawakkalan, dan perhatikan bagaimana interaksi mereka dengan Allah itu kemudian yang kita hadirkan," tandasnya.

Ia pun mengajak untuk menjadikan miniatur kehidupan orang-orang beriman pada zaman Nabi itu sebagai pedoman di masa kini untuk mendekat kepada Allah SWT.

Baca Juga: Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriyah, Lengkap Latin, Arab dan Arti

"Dan janji Allah itu sudah pasti ditepati. Ketika Allah menepati janjinya kepada orang-orang terdahulu pun demikian orang-orang di masa depan pun yang melakukan hal yang sama itu dijanjikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala mendapatkan karunia yang serupa atau bahkan lebih daripada itu bergantung kepada aspek ikhtiar dan tawakkalnya," pungkas UAS, dikutip dari video yang diungggah di kanal YouTube twenty-nine channel pada Sabtu, 30 Juli 2022.***