Network
MALANG TERKINI - Dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW biasanya ada pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Bahkan ayat tersebut juga dipakai oleh penceramah dalam menjelaskan dalil Maulid Nabi.
Dalil Maulid Nabi Muhammad SAW tidak disebutkan secara implisit oleh Al-Qur'an. Tetapi ada dalil eksplisit yang menerangkan anjuran merayakan Maulid Nabi.
Perayaan Maulid Nabi awalnya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri. Beliau setiap hari Senin mensyukuri hari kelahirannya dengan berpuasa. Dalam hadits disebutkan:
Dari Abi Qotadah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (H.R. Muslim).
Baca Juga: Laqod Kana Lakum Fi Rasulillahi Uswatun Hasanah, Tulisan Arab dan Artinya
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW secara besar-besaran pertama kali diperingati oleh Sultan Nuruddin, penguasa Syiria, pada tahun 511 Hijriyah.
Sementara itu, dalam catatan Sayyid al-Bakri disebutkan bahwa pelopor perayaan maulid Nabi adalah seorang raja Baghdad bernama al-Mudzhaffar Abu Sa’id.
Dalam pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an dalam acara peringatan Maulid Nabi tidak selalu menampilkan dalil tentang maulid, tetapi lebih banyak menampilkan ayat-ayat tentang keutamaan Nabi Muhammad.
Misalnya yang sering dibacakan oleh qari' dalam acara maulid tersebut adalah ayat tentang Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan.
