5 Tokoh Penting dalam Peristiwa Sumpah Pemuda Selain Mohammad Yamin

- 28 Oktober 2022, 11:59 WIB
Ilustrasi: 5 Tokoh Penting dalam Peristiwa Sumpah Pemuda Selain Mohammad Yamin
Ilustrasi: 5 Tokoh Penting dalam Peristiwa Sumpah Pemuda Selain Mohammad Yamin / Museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id/

MALANG TERKINI - Peristiwa sumpah pemuda yang selalu diperingati pada 28 Oktober tidak bisa terpisah dengan sejarah para tokoh pentingnya seperti Mohammad Yamin.

Lahirnya peristiwa sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 berasal dari Kongres Pemuda II yang digagas oleh Persatuan Pelajar – Pelajar Indonesia dan dihadiri seluruh organisasi pemuda.

Tokoh penting dari peristiwa sumpah pemuda saat Kongres Pemuda sangatlah banyak. Yang paling terkenal ialah Mohammad Yamin.

Baca Juga: Biografi Lengkap Mohammad Yamin, Sastrawan sekaligus Pahlawan Nasional yang Jadi Pelopor Sumpah Pemuda

Namun ada banyak tokoh penting lainnya dalam proses sumpah pemuda yang saling membantu denga Mohammad Yamin agar tujuan bersama dapat tercapai.

Proses kongres pemuda II terbagai atas tiga rapat yang diadakan sejak tanggal 27 Oktober 2022. Rapat Pertama diadakan di Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng.

Dalam rapat pertama, Yamin menjabarkan lima faktor yang dapat memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa hukum adat, pendidikan dan kemauan.

Soegondo dalam rapat pertama berharap agar kongres tersebut dapat memperkuat semangat persatuan para pemuda.

Rapat kedua diadakan tanggal 28 Oktober di Gedung Oost-Java Bioscoop. Disini pembahasan sudah membahas masalah pendidikan. Diharapkan anak bisa mendapatkan pendidikan kebangsaan serta keseimbangan pendidikan sekolah dan rumah.

Baca Juga: Pedoman Susunan Acara dalam Upacara Bendera Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022 di Sekolah SD hingga SMA

Rapat ketiga di hari yang sama namun diadakan di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat ditekankan pentingnya nasionalisme dan demokrasi oleh Soenario.

Dalam proses kongres II dengan tiga rapat inilah banyak tokoh penting yang berperan. Ada beberapa yang berperan penting, diantaranya yaitu:

1. Soegondo Djojopoespito

Soegondo Djojopoespito merupakan ketua panitia dari Kongres Pemuda II yang dipilih langsung oleh Mohammad Hatta sebagai Ketua Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) di Belanda.

Pria kelahiran Tuban pada 22 Februari 1905 ini terbilang sosk anak muda yang aktif dalam organisasi kepemudaan.

Baca Juga: Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa: Isi Orisinil Sumpah Pemuda dan Sejarahnya

Ia memiliki keinginan kuat untuk memerdekakan Indonesia kala dirinya membaca Majalah Indonesia Merdeka dan kemudian mengenalkan pada organisasi perhimpunan Indonesia lainnya.

Dia terinspirasi membuat perkumpulan mahasiswa dan pelajar untuk menyatukan semangat kemerdekaan.

Tahun 1926, Soegondo membentuk perhimpunan pelajar – pelajar Indonesia yang diketuai Sigit dan setahun kemudian posisi ketua diberikan pada Soegondo.

Soegonfo sebagai tokoh pemuda tahun 1928, ia memimpin Kongres Pemuda Indonesia, dan menghasilkan sumpah pemuda dengan Moto Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa Indonesia.

Baca Juga: Makna Logo Hari Sumpah Pemuda 2022, dengan Tema Bersatu Bangun Bangsa

2. Wage Rudolf Supratman

Wage Rudolf Supratman yang merupakan putra ke tujuh dari Sembilan bersaudara dikenal luas sebagai seorang wartawan dan pencipta lagu. W.R. Supratman ialah orang yang pandai bermain biola.

W.R. Supratman berperan penting dalam memperjuangkan kebebasan negara kita dari penjajah dan menciptakan banyak lagu cinta tanah air dan patriotisme. Salah satu lagu ciptaannya yang dinyanyikan sampai sekarang yaitu “Indonesia Raya”.

Selama Kongres Pemuda II berlangsung kepolisian Belanda menjaga ketat pelaksanaanya dan melarang ada kata merdeka yang berkumandang.

Sehingga saat penutupan kongres, Soegondo memberikan izin kepada W.R. Supratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya dengan menggunakan biola.

Baca Juga: Kumpulan Soal Cerdas Cermat Tema Sumpah Pemuda dan Kunci Jawaban: Lomba Tingkat SD, SMP, dan SMA

3. Soenario Sastrowardoyo

Soenario aktif berperan dalam kemerdekaan Indonesia. Pada Manifesto 1925, Soenario Sastrowardoyo diberikan tanggung jawab sebagai sekretaris II dalam Perhimpunan Indonesia di Belanda.

Dalam Kongres Pemuda II, Soenario melancarkan proses kongres karna ia memilki pengalaman dalam berorganisasi.

Ia berperan dalam membantu proses berjalannya kongres sebagai pembicara dan penasihat dan membela aktivis kemerdekaan dalam proses sumpah pemuda.

Selai itu ia menjadi pembicara dalam makalah Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia. Pengalamannya yang banyak di Belanda berdampak baik dalam upaya pembelaan bagi aktivis yang berurusan dengan polisi Hindia Beland

Baca Juga: Makna, Sejarah, dan Isi Sumpah Pemuda 28 Oktober yang Perlu Diketahui

4. Amir Syarifuddin Harahap

Amir Sjarifuddin Harahap merupakan perwakilan Jong Batak dan menjadi Bendahara dalam Kongres Pemuda II.

Ia merupakan aktivis pergerakan anti jepang sekaligus politikus sosialis yang terancam diberi hukuman mati dan banyak memberikan pemikiran cerdas pada Kongres Pemuda II.

Dalam Kongres Pemuda II, dia juga banyak mencetuskan ide dalam merumuskan naskah sumpah pemuda.

Saat Revolusi Nasional Indonesia sedang berlangsung ia juga pernah ditunjuk menjadi Perdana Menteri.

Baca Juga: Kumpulan Puisi Tentang Sumpah Pemuda, Karya: Chairil Anwar, W.S. Rendra, Taufik Ismail

5. Sie Kong Liong

Sie Kong Liong lahir pada 3 Januari 1878. Lalu ia membeli rumah di Jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta Pusat pada usia 30 tahun. Rumah tersebut awalnya digunakan sebagi rumah kost.

Dokter muda yang kuliah di Stovia seperti Muhammad Yamin, Suryadi, Amir Syarifuddin sempat kost dirumah tersebut.

Tahun 1927 rumah tersebut dijadikan tempat organisasi pemuda untuk kegiatan pergerakan, termasuk Soekaro juga pernah dating beberapa kali.

Sie Kong Liong merupakan orang yang sangat berpengaruh pada proses sumpah pemuda, dimana ia secara sukarela memperbolehkan rumahnya dijadikan tempat dilangsungkannya Kongres Pemuda II pada 1928.

Rumahnya yang terletak di Jalan Kramat Raya No 106, Jakarta Pusat. Saat ini rumah Sie Kong Liong dijadikan dan dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda.

Hal ini dilakukan agar sejarah Sumpah Pemuda tetap dikenal dan diketahui oleh seluruh masyarakat dan semua generasi.

Sejak 1927 hingga 1934 rumah Sie Kong Liong juga pernah menjadi toko bunga, hotel, tempat tinggal dan indische club. ***

Editor: Gilang Rafiqa Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x