5. Tidak ridho dengan takdir Allah
Rasa tidak ridho dengan apa yang telah ditetapkan Allah juga dapat merusak hati. Ketika seseorang tidak menerima takdir-Nya dengan lapang dada, hati menjadi gelisah dan tidak tenteram.
Untuk memperbaiki hati, kita perlu belajar untuk merelakan dan meridhoi apa pun yang telah Allah tetapkan dalam hidup kita.
6. Menguburkan mayat tapi tidak mengambil pelajaran
Seringkali, kita menguburkan mayat tanpa mengambil pelajaran dari kematian tersebut. Padahal, kematian seharusnya menjadi pengingat bagi kita tentang kehidupan akhirat dan persiapan diri menuju keabadian.
Hasan Al Basri mengingatkan kita untuk belajar dari kematian, mengingatkan kita tentang keterbatasan hidup dunia, dan memperbaiki hati kita dengan meningkatkan amal ibadah dan keimanan.
Kesimpulan:
Mengutip pandangan Hasan Al Basri, kita dapat memahami enam faktor penyebab rusaknya hati: melakukan dosa dan berharap taubat, tidak mengamalkan ilmu, mengamalkan ilmu tapi tidak ikhlas, tidak bersyukur atas nikmat Allah, tidak ridho dengan takdir-Nya, dan menguburkan mayat tapi tidak mengambil pelajaran.
Untuk menjaga hati tetap bersih dan sehat, kita perlu menghindari faktor-faktor ini dan berusaha untuk selalu bertaubat, bersyukur, dan ikhlas dalam setiap amal perbuatan kita. Dengan memperbaiki hati, kita dapat meraih kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup ini dan di akhirat kelak.***