MALANG TERKINI – Kota Malang dilanda hujan deras yang disertai angin kencang hingga beberapa daerah terjadi hujan es.
Hujan es ini terjadi di daerah Sawojajar dan Madyopuro Kota Malang saat hujan lebat disertai angin kencang di siang hari.
Hujan Es terjadi di beberapa daerah salah satunya adalah di Sawojajar dimana banyak warga yang upload ke sosial media bahwa di daerahnya terjadi hujan es.
Baca Juga: Warga Malang Kota Dihebohkan dengan Video Hujan Es dan Angin Kencang
Menurut perkiraan BMKG Kota Malang pada pukul 13.00 WIB dengan suhu 30 derajat celcius, memang diperkirakan terjadi hujan petir dengan intensitas kelembaban udara 70 persen.
Arah angin ke tenggara dengan kecepatan 30 km/jam menyebabkan Kota Malang siang tadi hujan angin disertai petir menyebabkan di beberapa daerah terjadi hujan es.
Pada pukul 16.00 WIB diperkirakan kota Malang dan sekitarnya terjadi hujan ringan dengan suhu 26 derajat celcius dan tingkat kelembaban 80 persen. Posisi arah angin 20 km/jam ke arah barat daya.
Masih menurut perkiraan BMKG nanti malam kota Malang cuaca berawan dengan suhu 23 derajat celcius dengan kelembaban sebesar 85 persen dan menjelang tengah malam 95 persen.
Baca Juga: Kalau Ceramah Jangan Kelamaan, Ini Alasannya Menurut Gus Ghofur Putra Mbah Moen
Hujan es yang mengguyur kota Malang seperti dilansir dari unggahan instagram pribadi salah seorang warga sawojajar witrizaida, 23 Desember 2021 telah merekam saat rumahnya turun hujan deras.
Tampak jelas sekali saat hujan lebat itu banyak es berjatuhan di atas genting rumahnya, butiran es sebesar biji kacang menggelinding jatuh bersama dengan hujan angin.
Hujan es merupakan fenomena cuaca yang alamiah dan biasa terjadi terutama dalam kejadian cuaca ekstrim seperti akhir-akhir ini.
BMKG Stasiun Klimatologi Malang seperti dilansir Malang Terkini dari Antara, 23 Desember 2021 memberikan penjelasan tentang sehubungan dengan fenomena hujan es.
Baca Juga: Fenomena Hujan Es di Kota Malang, Inilah Penyebabnya Menurut BMKG
Kepala Stasiun BMKG Malang, Anung Suprayitno menjelaskan bahwa fenomena hujan es ini disebabkan oleh keberadaan awan Cumulonimbus (CB) yang terbentuk karena teriknya sinar matahari di siang hari.
“Awan CB pada tahap matang mengalami pendinginan atau kondensasi ekstrem, sehingga berpotensi turun dalam bentuk partikel es. Hujan es berasal dari awan CB, namun tidak setiap awan CB menimbulkan hujan es,” ucap Anung menjelaskan.
Masih dalam penjelasannya, Anung melanjutkan fenomena hujan es ini bersifat lokal berkisar 5 hingga 10 kilometer dan kecil kemungkinan hujan es itu terjadi di tempat yang sama.
“Terjadinya cuaca ekstrem adalah hal yang lumrah pada masa pergantian musim hingga musim hujan,” pungkas Anung.
Cuaca ekstrim seperti akhir-akhir ini memang menuntut kita untuk ekstra hati-hati atas berbagai kemungkinan cuaca yang tidak bersahabat.***