MALANG TERKINI – Kota Malang kembali diguyur hujan deras di beberapa daerah disertai angin kencang hingga beberapa daerah terjadi hujan es.
Hujan yang mengguyur kota Malang kali ini tidak seperti kemarin, walaupun di beberapa tempat hujan masih disertai angin.
Kali ini sepertinya untuk mengantisipasi hujan kemarin, dilakukan pemadaman listrik di beberapa tempat termasuk di kelurahan Sukun Kota Malang.
Baca Juga: Fenomena Langka! Hujan Es Turun di Sawojajar Kota Malang, Ini Penyebabnya Menurut BMKG
Seperti diberitakan bahwa kemarin, 23 Desember 2021 terjadi hujan Es di beberapa daerah salah satunya adalah di Sawojajar dimana banyak warga yang upload ke sosial media bahwa di daerahnya terjadi hujan es.
Kali ini BMKG Kota Malang hujan ringan diperkirakan terjadi pada pukul 16.00 WIB dengan suhu 25 derajat celcius dan intensitas kelembaban udara sebesar 75 persen. Arah angin ke selatan dengan kecepatan 30 kilometer per jam.
Masih menurut perkiraan BMKG nanti malam kota Malang cuaca berawan dengan suhu 23 derajat celcius dengan kelembaban sebesar 85 persen dan menjelang tengah malam 90 persen.
Dilansir dari akun Instagram Info Malang, 24 Desember 2021 tampak di daerah Sukarno Hatta, Dinoyo Kota Malang terjadi hujan angin.
Baca Juga: Fenomena Hujan Es di Malang Pertanda Apa? Penjelasan BMKG Sebut Kondensasi Ekstrem
Diharapkan warga masyarakat untuk lebih berhati-hati bila sedang bepergian, tetap waspada dengan lingkungan sekitar.
Waspada jika berkendara terutama dengan pohon-pohon dan dahan besar yang berpotensi patah atau roboh.
Setelah kemarin diguyur hujan deras disertai petir hingga bahkan di daerah Sawojajar mengalami hujan es sebaiknya warga Malang tetap berhati-hati menghadapi cuaca ekstrim ini.
BMKG Stasiun Klimatologi Malang seperti dilansir Malang Terkini dari Antara, 23 Desember 2021 memberikan penjelasan tentang sehubungan dengan fenomena hujan es.
Baca Juga: Inilah Daftar Bayaran Pemain Spiderman Tobey Maguire, Andrew Garfield Hingga Tom Holland
Kepala Stasiun BMKG Malang, Anung Suprayitno menjelaskan bahwa fenomena hujan es ini disebabkan oleh keberadaan awan Cumulonimbus (CB) yang terbentuk karena teriknya sinar matahari di siang hari.
“Awan CB pada tahap matang mengalami pendinginan atau kondensasi ekstrem, sehingga berpotensi turun dalam bentuk partikel es. Hujan es berasal dari awan CB, namun tidak setiap awan CB menimbulkan hujan es,” ucap Anung menjelaskan.
Masih dalam penjelasannya, Anung melanjutkan fenomena hujan es ini bersifat lokal berkisar 5 hingga 10 kilometer dan kecil kemungkinan hujan es itu terjadi di tempat yang sama.
“Terjadinya cuaca ekstrem adalah hal yang lumrah pada masa pergantian musim hingga musim hujan,” pungkas Anung.
Cuaca ekstrim seperti akhir-akhir ini memang menuntut kita untuk ekstra hati-hati atas berbagai kemungkinan cuaca yang tidak bersahabat.***