Antok Yunus, Musisi Lokal Malang yang Konsisten Menyuarakan Kritik Sosial Lewat Lagunya

- 25 November 2021, 12:49 WIB
Sosok Antok Yunus, Musisi Lokal Malang yang menyuarakan kritik sosial
Sosok Antok Yunus, Musisi Lokal Malang yang menyuarakan kritik sosial /Instagram/@kerabatswara

 

MALANG TERKINI - Antok Yunus, musisi lokal Kota Malang yang perlu kalian tahu. 

Pria yang akrab dipanggil Mas Antok ini lahir di Kota Malang, 7 Juni 1966. Bertempat tinggal di sekitar komplek pasar besar, Malang.

Antok Yunus mulai mengenal musik sejak kecil. Sosok ayah yang hobi bernyanyi merupakan orang pertama yang membuatnya tertarik dengan musik.

Belajar secara otodidak, Mas Antok bisa memainkan hampir segala jenis alat musik, termasuk bernyanyi. 

Baca Juga: Al-Kindi Cendekiawan Multitalenta, Ternyata Musisi Sejati

Pada sabtu, 20 November 2021, melalui saluran WhatsApp, Malang Terkini berkesempatan mewawancarai Antok Yunus. 

 

Saat ditanya sosok idola, Mas Antok menyebut beberapa nama.

"Kalo berbicara kekaryaan, lagu lagu yang sifatnya kritik sosial, lingkungan, ya ada almarhum Gombloh, Kelompok Musik Kampungan Jogja, mas Bram kalo gak salah, terus ada Godbless," Antok Yunus menjelaskan.

Baca Juga: Caca Tengker Isyaratkan Kelahiran Anak Kedua Nagita Slavina dan Raffi Ahmad

Karirnya di dunia musik dimulai sejak ia duduk di bangku sekolah SMP. Membawakan instrumen Jazz yang saat itu banyak diminati. "Awalnya ya sering manggung di acara pitulasan," ujar Mas Antok.

Dari hobi mendengar musik, meng-cover lagu, perlahan Antok Yunus mulai menemukan inspirasi untuk dapat membuat lagu, dan menghasilkan karya sendiri.

Seiring berjalannya waktu, Antok Yunus bersama ke-enam temannya membuat satu grup musik yang bernama Etniki. Lalu bersama Abia Kana, Mas Antok membuat grup musik yang bernama Swara Akustik.

Baca Juga: Mengenal Sosok Ismail Marzuki yang Hari Ini Jadi Google Doodle, Maestro Musik Pencipta Lagu Gugur Bunga

18 tahun bersama Swara Akustik, Mas Antok menghasilkan 4 buah album lagu. Serta mulai dikenal oleh kalangan pegiat seni, dan masyarakat Malang secara umum.

Perjalanan Mas Antok dalam bermusik tidaklah mulus. Saat berada di puncak karirnya, sosok Abia Kana, sahabatnya yang ikut membesarkan Swara Akustik harus berpindah tempat ke Ibu Kota karena urusan pekerjaan. 

Setelah vakum beberapa tahun, di Kafe Pustaka UM, Antok Yunus bertemu anak anak muda yang kebetulan punya passion yang sama. Pertemuan ini menjadi awal terbentuknya Kerabat Swara hingga saat ini.

Sejauh ini, Kerabat Swara sudah menghasilkan 2 mini album. Lagu-lagunya sarat dengan kritik sosial, lingkungan, serta kehidupan masyarakat umum. Sebagian besar liriknya adalah puisi Sastrawan lokal Kota Malang. 

Baca Juga: Barbeque di Kota Malang, All You Can Eat dengan Harga Terjangkau

Penasaran dengan lagu-lagunya? Kalian bisa menikmatinya melalui saluran YouTube resmi Kerabat Swara.

Di akhir sesi wawancara, Mas Antok berpesan pada pegiat seni lainnya, untuk terus konsisten dalam membuat karya. "Kecil tapi konkrit lebih baik daripada angan-angan besar tapi tidak pernah terwujud" pungkasnya.

Itulah sosok Antok Yunus, musisi lokal yang dekat dengan masyarakat bawah. Lagunya sering diputar di kedai-kedai kopi, di pasar-pasar, hingga gedung perkuliahan. Figur yang konsisten dalam bermusik sehingga mendapat banyak apresiasi dari berbagai kalangan.***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x