Para pemain Arema FC dan manajemen mendekati tribun dengan memberikan gestur meminta maaf. Seolah ikut merasakan kekecewaan yang dirasakan para suporter.
Salah seorang suporter datang mendekati pemain Arema dan sang kiper Maringa untuk memberikan kritik dan kekecewaannya.
Baca Juga: Kronologi Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 yang Memakan Korban Jiwa Sedikitnya 127 Orang
Keadaan semakin menjadi-jadi banyak suporter yang turun ke lapangan yang menyebabkan kericuhan tidak bisa terbendung yang diikuti dengan berbagai lemparan ke arah lapangan.
Dari situ kericuhan hebat terjadi, pihak aparat mencoba menenangkan keadaan yang sudah tidak kondusif tersebut.
Kericuhan yang menyebabkan berbagai lemparan itu membuat pihak aparat melemparkan gas air mata, yang tak hanya ditembakkan di lapangan tapi juga di tribun.
Para suporter yang panik karena gas air mata berlarian mencari pintu keluar. Namun sayangnya pintu keluar penuh yang menyebabkan desak-desakkan hingga memakan korban karena sesak napas dan terinjak-injak.
Para suporter yang tak hanya laki-laki, suara terikan dan tangisan para wanita dan anak-anak saut terdengar karena merasa berhimpit-himpitan dengan suporter lain.
Keadaan diluar stadion pun tak lebih baik, banyak yang terkapar dan pingsan karena sesak berhimpit-himpitan.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan 127 Orang Tewas, Arema FC Ucapkan Duka Cita dan Siap Beri Santunan