Berbeda dengan negara mayoritas muslim seperti Indonesia, Jepang merupakan negara minoritas muslim. Oleh karena itu, tidak ada satu pun otoritas Islam yang menentukan hari pertama Ramadhan di seluruh Jepang.
Biasanya beberapa muslim di Jepang, menjalankan hari pertama puasa Ramadhan di Jepang, mengikuti hari pertama Ramadhan di negara asal mereka.
Namun, banyak Muslim di Jepang mengikuti pedoman dari Komite Ruyat-e-Hilal-Jepang, yang mana mengikuti otoritas Islam di negara Malaysia. Hal itu didasari karena Malaysia negara Islam yang paling dekat dengan Jepang, dan Malaysia memiliki satu otoritas standar hukum untuk membakukan hari pertama Ramadhan.
2. Jam kerja tidak ada pengurangan selama Ramadhan di Jepang
Tidak ada yang berbeda selama bulan Ramadhan di Jepang. Orang-orang tetap bekerja seperti biasa di kantor mereka dengan jam normal, dan mereka tetap melakukan makan siang seperti biasa pada jam istirahat.
Baca Juga: Analisis Dilema Heinz, Mengetahui Tingkat Perkembangan Moral berdasarkan Karya Lawrence Kohlberg
Tidak seperti di Indonesia atau negara dengan mayoritas muslim, di mana beberapa tempat kerja mungkin mempersingkat jam kerja, atau non-muslim menghormati dengan tidak makan di depan umat Islam yang berpuasa.
3. Durasi puasa Ramadhan di Jepang tergantung musim
Durasi puasa di Jepang juga tergantung musim. Tantangan terjadi saat Ramadhan jatuh di musim panas, karena jam puasa akan lebih panjang hingga 16 jam. Namun jika jatuh saat musim dingin, puasa akan lebih singkat, sekitar 11 jam.
Ramadhan tahun ini jatuh pada musim semi, mulai dari 22 Maret hingga 22 April, sehingga durasi puasa sekitar 14 jam.