MALANG TERKINI – Anggota parlemen AS sedang bergulat dengan pagar pembatas apa yang harus dipasang di sekitar kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang sedang berkembang sekarang ini.
Namun, meski berbulan-bulan setelah ChatGPT mendapat banyak perhatian dan kontroversi, konsensus atau kesepakatan kebijakan masih jauh dari pasti.
Diketahui bahwa senator AS, staf kongres, perusahaan AI, dan kelompok kepentingan, telah menunjukkan adanya sejumlah opsi yang sedang didiskusikan.
Baca Juga: Wanita Lajang di China Diusulkan Bekukan Sel Telur, Susul Turunnya Angka Populasi Selama 6 Dekade
Beberapa proposal berfokus pada AI yang dapat membahayakan nyawa atau mata pencaharian seseorang, seperti di bidang kedokteran dan keuangan. Selain itu untuk memastikan AI tidak digunakan untuk mendiskriminasi atau melanggar hak sipil seseorang.
Perdebatan yang terjadi adalah bagaimana mengatur pengembang AI atau perusahaan yang menggunakannya?
Senat AS meminta ahli independen untuk uji teknologi AI sebelum rilis
Dilansir Malang Terkini dari Reuters, meningkatnya popularitas apa yang disebut AI generatif, yang menggunakan data untuk membuat konten seperti prosa yang terdengar manusia dari ChatGPT, telah memicu kekhawatiran bahwa teknologi yang berkembang pesat dapat mendorong kecurangan dalam ujian, memicu informasi yang salah, dan mengarah pada penipuan generasi baru.
Hype AI telah menyebabkan banyak pertemuan, termasuk kunjungan ke Gedung Putih bulan ini oleh CEO OpenAI, Microsoft Corp, dan Presiden Alphabet Inc., mereka bertemu dengan Joe Biden.
Baca Juga: Studi Temukan Paparan Polusi Udara Tingkatan Risiko Aritmia Jantung