Sehingga bisa jadi klitih hanyalah sebuah sarana bagi sang anak agar ia bisa mendapatkan kembali perhatian orang tua dan bisa juga melampiaskan emosinya.
Klitih atau dalam bahasa jawa singkatan dari keliling golek getih (keliling cari darah) merupakan agresivitas brutal yang menjadi salah satu bentuk pengungkapan emosi.
Emosi yang keluar ketika seseorang memiliki agresivitas yang tinggi maka ia akan memiliki kecenderungan untuk ingin melukai orang lain atau setidaknya mengganggu orang lain.
Baca Juga: Doa Agar Siksa Kubur Diangkat Oleh Allah, Dibaca Terutama Saat Ziarah ke Makam Orangtua
Klitih awalnya hanya diartikan sebagai sebuah kegiatan jalan-jalan biasa tanpa tujuan pasti oleh sekelompok anak muda.
Namun nglitih atau klitih bila dikaitkan dengan konteks kenakalan remaja adalah berkeliling menggunakan kendaraan yang dilakukan sekelompok oknum pemuda dengan maksud mencari pemuda lain yang dianggap sebagai musuh.
Dalam anggota kelompok itu akan semakin mendapatkan nama yang bagus di lingkungan teman geng atau tongkrongan, jika ia berhasil melukai orang lain di jalan.
Awal mula seseorang mengikuti geng karena ikut-ikutan teman, atau dengan alasan merasa tidak enak hati karena sudah merepotkan teman dan ingin menjadi bagian dari kelompok atau geng itu.
Klitih menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak karena sudah mengarah pada tindak kriminal, sehingga diharapkan ada perubahan sosial untuk menghilangkan kebiasaan buruk remaja yang seperti ini.***