Network
MALANG TERKINI - Anggota Dewan Pers, Paulus Tri Agung Kristanto, mengungkapkan pandangannya terhadap dampak positif teknologi digital terhadap media di Indonesia.
Dalam diskusi yang diadakan dalam rangka memperingati 40 Tahun Harian The Jakarta Post di Jakarta pada Selasa (tanggal), Paulus menyatakan bahwa perkembangan teknologi digital tidak hanya mengubah lanskap media, tetapi juga membuka peluang-peluang baru.
Menurut Paulus, perubahan dalam lanskap media sejalan dengan evolusi komunikasi dan akses informasi masyarakat. Dia menegaskan bahwa disrupsi digital bukanlah penyebab kematian media, melainkan kegagalan adaptasi terhadap perubahan, khususnya dalam hal manajemen.
"Dalam menjalankan perusahaan media, kreativitas dan efisiensi harus berjalan seiring. Kreativitas memerlukan investasi yang substansial, tetapi tanpa dukungan efisiensi, akan sulit untuk bertahan," ungkap Paulus, seorang wartawan senior Harian Kompas.
Menanggapi era digitalisasi, Paulus menekankan bahwa Dewan Pers menganggap penting untuk memadukan aspek keredaksian dan bisnis dengan teknologi informasi sebagai pilar fundamental.
Menurutnya, perusahaan media dengan newsroom yang kuat tetapi minim kemampuan teknologi akan mengalami kesulitan.
Dalam diskusi tersebut, Paulus juga mengungkapkan lima model bisnis yang dapat diadopsi oleh perusahaan media untuk menghadapi perubahan lanskap media di Indonesia.
Selain model bisnis konvensional yang mengandalkan pendapatan dari iklan, dia menyarankan perusahaan media untuk menjual konten.
Konten tersebut dia sebut sebagai "produk kesepakatan," yang berbeda dengan produk jurnalistik yang tetap tunduk pada aturan dan regulasi, termasuk UU Pers.
