Penguatan Ekonomi Perempuan dan UMKM, Wahid Foundation dan JTI Indonesia Deklarasikan Desa Damai

- 17 September 2023, 23:05 WIB
Wahid Foundation dan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia deklarasi Desa Damai di lapangan Dusun Curahjati, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jatim. ANTARA/HO-ist
Wahid Foundation dan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia deklarasi Desa Damai di lapangan Dusun Curahjati, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jatim. ANTARA/HO-ist /

MALANG TERKINI - Sektor UMKM dan ekonomi perempuan hingga saat ini masih menjadi hal utama yang ingin diperkuat pada berbagai daerah di Indonesia.

Salah satunya terlihat di daerah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Ada dua daerah dimana mayoritas merupakan perempuan dan perlu untuk dilakukan pemberdayaan sehingga sektor ekonomi dan UMKM dapat terus meningkat.

Untuk itu akhirnya Wahid Foundation melakukan kerja sama dengan Wahid Foundation dan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia bekerja sama untuk membantu penguatan sektor Ekonomi Perempuan dan UMKM melalui deklarasi sebuah program bernama Desa Damai.

JTI Indonesia dan Wahid Foundation mendeklarasikan Desa Damai di dua desa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dalam mendukung penguatan ekonomi perempuan di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Dalam keterangan tertulis diterima di Banyuwangi, Minggu, dua desa mendeklarasikan Desa Damai itu yakni Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo dan Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo. Selain deklarasi Desa Damai digelar di lapangan Dusun Curahjati, Desa Grajagan.

"Sasaran utama dari program Desa Damai di Desa Bangsring dan Grajagan adalah para pelaku ekonomi di dua desa itu. Di mana 70 persen di antaranya adalah perempuan. Melalui program ini diharapkan pemberdayaan perempuan dalam konteks ekonomi memiliki dampak yang signifikan dalam menciptakan perdamaian," ujar Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia, serta pemerintah desa dan pemerintah daerah setempat.

Mujtaba juga menjelaskan deklarasi Desa Damai dibarengi juga dengan kegiatan deklarasi oleh perwakilan desa serta kegiatan bazar dan kegiatan ini mencerminkan penguatan nilai perdamaian melalui elemen kewirausahaan.

Menurut ia, dalam kesempatan itu juga diberikan bantuan alat pendukung usaha kepada 30 pelaku usaha mikro kecil dan mengambil (UMKM) di dua desa tersebut.

"Mengambil pendekatan pemberdayaan ekonomi kepada para pelaku UMKM penting untuk memperkuat resiliensi (kemampuan untuk bangkit). Pemberdayaan ekonomi merupakan pendekatan strategis dalam pencegahan dan pengendalian konflik sosial," ucapnya.

Dengan meletakkan perempuan sebagai aktor utama, lanjut Mujtaba, pemberdayaan ekonomi menjadi wahana interaksi sosial sekaligus peningkatan taraf hidup.

Corporate Affairs & Communications Manager JTI Indonesia Putri Sasongko mengatakan bahwa JTI Indonesia merasa bangga bisa berperan dalam program pengembangan Desa Damai, dan menyaksikan secara langsung bagaimana program ini secara nyata memberi kontribusi terhadap komunitas masyarakat di Desa Grajagan maupun Desa Bangsring.

"Kami meyakini bahwa untuk mewujudkan Indonesia yang semakin maju membutuhkan masyarakat yang berdaya dan terbuka pada nilai-nilai keberagaman. Hal itulah yang mendorong JTI Indonesia berpartisipasi dalam pengembangan Desa Damai di wilayah-wilayah yang memiliki tantangan sosial dan ekonomi, dengan harapan bahwa program yang dilakukan akan mendukung kehidupan masyarakat yang dituju menjadi lebih resilien dan memiliki kemampuan yang lebih baik di masa yang akan datang," katanya.

Program pemberdayaan Wahid Foundation bekerja sama dengan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia telah berjalan sejak bulan April 2023.

Sementara Ketua Panitia Deklarasi dan Bazar Desa Damai, Andreas Dwi Prasetyo mengatakan kegiatan bazar ini bazar yang dikelola oleh UMKM binaan Wahid Foundation ini berlangsung dua hari untuk menyemarakkan rasa damai dalam keberagaman di Desa Grajakan dan Bangsring.

"Semakin kokoh-nya toleransi beragama maka akan turut membantu tercapainya kemakmuran ekonomi, terlebih dalam prosesnya mendorong partisipasi perempuan," ujar Andreas.

Kepala Desa Grajagan, Supriono menegaskan bahwa kultur masyarakat Desa Grajagan memang majemuk, lima agama (Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Katolik) hidup rukun dan berdampingan di desa itu.

"Kami sering mengadakan kegiatan bersih desa, dan sebelum itu melakukan doa lima agama, pun dalam kegiatan sosial kami juga terhubung saling membantu, kami mengajak selalu kelompok agama dan para tokoh dan umat untuk kegiatan-kegiatan desa," tuturnya.

Berbagai produk unggulan pelaku UMKM binaan Wahid Foundation di dua desa itu turut dipamerkan. Hal ini dilakukan agar produk-produk yang dihasilkan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat umum, dan nantinya dapat lebih berkembang dan mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. ***

Editor: Ianatul Ainiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x