Indonesia Masuk Jurang Resesi, Ramalan Menteri Keuangan Benar-Benar Terbukti

- 5 November 2020, 18:05 WIB
Ilustrasi Resesi
Ilustrasi Resesi /pixabay/geralt

MALANG TERKINI - Serangan Corona Virus di berbagai belahan dunia telah mengantarkan berbagai negara ke jurang resesi, termasuk di dalamnya Indonesia.

Pandemi yang kian merajalela telah membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia serasa kehilangan gairah. Bahkan, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, sempat memprediksi bahwa Indonesia akan mengalami resesi.

Ternyata prediksi tersebut bukan isapan jempol belaka, Indonesia akhirnya sah masuk ke jurang resesi.

Baca Juga: Heboh Pamer iPhone 12 di Instagram Stories, Ini Dia Caranya

Status resmi resesi Indonesia ini berdasarkan pengumuman yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan pengumuman yang dirilis oleh BPS, data produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen (year on year/yoy). Sedangkan pada kuartal II minus 5,32%.

Sebagaimana diberitakan pikiran-rakyat.com dalam artikel “Prediksi Sri Mulyani terjadi, Indonesia Resmi Resesi”, sebenarnya, secara kuartal ekonomi bergerak tumbuh 5,05 persen dan secara kumulatif masih terkontraksi 2,03 persen.

Baca Juga: Netizen Ramai-ramai Unggah Dus PS5, Banyak yang ‘Tertipu’ Ternyata Pakai Filter Ini

Laporan resmi resesi tersebut diungkap oleh Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers yang disiarkan langsung channel Youtube BPS Statistics, Kamis 5 November 2020.

Dibandingkan kuartal II 2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut membaik.

"Di kuartal II lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni mencapai 5,32 persen," kata Suhariyanto.

Dengan berbagai catatan peristiwa pada triwulan II 2020, lanjut dia, ekonomi Indonesia kalau PDB atas dasar harga konstan dibandingkan pada kuartal II-2019, maka ekonomi kontraksi 3,49 persen.

Baca Juga: Ini Lho Tanda-tanda Depresi Pada Tubuh, Jangan Abaikan.

Ia mengemukakan, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB kuartal III atas dasar harga berlaku Rp3.894 triliun. Sementara itu, berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp2.720,6 triliun.

Berdasarkan pengeluaran secara tahunan (year on year/yoy), semua komponen mengalami kontraksi dengan konsumsi rumah tangga mencatatkan penurunan paling dalam.

Situasi ini tidak hanya dialami Indonesia. Sejumlah negara bahkan melaporkan telah memasuki gerbang resesi sejak beberapa bulan lalu. Contohnya, Amerika Serikat, Singapura, Korea Selatan, Australia, Uni Eropa, hingga Hong Kong.

Baca Juga: Kapan Pengumuman Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 11?

Resesi ini juga disebabkan oleh lockdown sejumlah negara yang membatasi pergerakan manusia dan barang di tingkat global.

Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global mengalami kontraksi hingga 4,4 persen.***(Tim PRMN/pikiran-rakyat.com)

 

Editor: Devi Ratnaning Ayu

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x