MALANG TERKINI - Kalarahu adalah cerita rakyat yang populer di kalangan masyarakat Jawa. Mengutip data Cerita Rakyat Kemendikbud, kisah di dalamnya menyorot asal mula mitos di balik peristiwa gerhana matahari dan gerhana bulan beredar di masyarakat.
Lantas, seperti apa sinopsis cerita rakyat Kalarahu? Simak kisahnya di bawah ini.
Sinopsis Cerita Rakyat Kalaharu
Ketika Batara Guru hendak menggelar pesta besar-besaran di Kayangan Jonggring Salaka, ia segera memerintahkan Resi Narada untuk mengumpulkan dewa dan dewi di tempat itu.
Batara Guru berkata bahwa dewa dan dewi diizinkan untuk meminum air penghidupan "toya urip" di pesta itu. Katanya, siapa saja yang meminum air itu, ia akan abadi atau hidup selamanya.
Baca Juga: Cerita Rakyat Singkat dan Pesan Moral: Asal Usul Tari Guel
Setelah mendengar titah Batara Guru, Dengan sekejap, Resi Narada telah berhasil mengumpulkan para dewa dan dewi dari seluruh penjuru mata angin di istana Jonggring Salaka yang mengagumkan.
Kemudian, masing-masing dari mereka menanti toya urip dalam cupu manik astagina dituangkan ke dalam botol yang terbuat dari batu zamrud. Lalu botol dari batu mulia itu diletakkan di atas meja berhias mutiara.
Berikutnya, para pembesar dewa dan dewi diminta mengambil air itu lebih dulu, setelah itu diikuti dengan para dewa dan dewi di tingkat biasa. Toya urip yang berbau harum dan bersuhu dingin itu kemudian membuat segar tubuh mereka.