MALANG TERKINI – Robohnya Surau Kami adalah salah satu judul cerpen dalam Novel Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis.
Dalam setiap cerpen di novel ini, A. A. Navis menggambarkan Indonesia yang penuh kegetiran.
Tokoh yang dijuluki “Kepala Pencemooh” ini banyak menggunakan kata-kata satir dan cemoohan terhadap pemikiran manusia yang kolot.
Baca Juga: Bagaimana Cara Memilih Jajanan yang Sehat? Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 Halaman 161
Cerpen ini menceritakan tentang dialog antara Tuhan dengan Haji Saleh.
Bercerita tentang sebuah kisah tragis meninggalnya seorang Kakek Penjaga surau di kota kelahirannya.
Si Kakek meninggal dengan menggorok lehernya setelah mendengar cerita dari Ajo Sidi (si Pembual) tentang Haji Saleh yang masuk neraka walaupun kesehariannya beribadah di Masjid seperti yang dilakukan sang Kakek.
Membaca cerpen ini bisa menjadi refleksi atas perilaku manusia.
Melalui cerpen ini pula kita bisa mengambil hikmah bahwa Tuhan tidak hanya menginginkan HambaNya semata-mata menyembahNya, tetapi juga menyeimbangkan urusan duniawi dan akhirat.
Sehingga tidak hanya baik dalam urusan dengan Tuhan, tetapi sebagai manusia kita juga harus berbuat baik dengan sesama.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Debat dengan Mahasiswa Saat Bersihkan Sampah Pasar Rebo Purwokerto
Dalam praktiknya, kita harus bisa menyeimbangkan antara Hablumminallah (urusan ibadah kepada Tuhan) dan Hablumminannas (urusan terhadap sesama manusia).
Hablumminallah diterapkan dalam bentuk ibadah, berdoa, dan amalan keagamaan lainnya.
Hablumminannas dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari berupa saling menolong, saling menghormati, saling berbagi, dan sebagainya
Cerpen ini juga bagus untuk meningkatkan ketakwaan pembaca kepada Tuhannya.
Baca Juga: Info dari LAPAN, 19 November 2021 Akan Terjadi Gerhana Bulan Sebagian Terlama Abad Ini
Selain mengharuskan kita untuk menyeimbangkan urusan duniawi dan akhirat, terdapat pula pesan moral dari tokoh ‘Kakek’ yang bisa kita ambil pelajaran yakni jangan mudah terprovokasi omongan orang serta jangan putus asa.
Sedangkan pesan moral dari tokoh ‘Ajo Sidi’ yakni jangan menjadi pembual yang bisa mengakibatkan orang lain rugi.
Demikian nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerpen Robohnya Surau Kami.***