Fitoplankton, Sang Penyumbang Oksigen Terbesar di Bumi

3 Maret 2023, 08:55 WIB
Ilustrasi fitoplankton di lautan sebagai penyumbang oksigen terbesar di bumi /PIXABAY/FotoshopTofs

 

MALANG TERKINI – Selama ini yang sering kita dengar hanya hutan sebagai paru-paru dunia sehingga dapat menyumbang oksigen di bumi. Meski demikian, hutan bukanlah sebagai penyumbang oksigen terbesar di bumi.

Oksigen adalah salah satu hasil dari proses fotosintesis yang hanya bisa dilakukan oleh organisme autotrof. Sedangkan organisme autotrof adalah organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dengan bantuan sinar matahari.

Laut berpotensi sebagai tempat yang menghasilkan oksigen terbesar di bumi karena terdapat fitoplankton. Fitoplankton adalah organisme autotrof yang hidup di perairan.

Baca Juga: Fenomena Langit Bulan Maret hingga Mei 2023, Ada Hujan Meteor Saat Idul Fitri!

Arief Rahman seorang peneliti plankton laut dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan alasan fitoplankton dapat menghasilkan oksigen lebih banyak daripada hutan. Hal tersebut terjadi karena faktor luas lautan. Perbandingan luas lautan dengan daratan adalah 70 : 30, yang berarti 70 persen bumi adalah lautan.

Organisme fitoplankton mempunyai kemampuan untuk berfotosintesis yang menghasilkan gelembung-gelembung oksigen di dalam laut sebagai penyumbang oksigen terbesar di bumi.

Menurut penelitian, sekitar 50 hingga 80 persen oksigen di bumi dihasilkan oleh fitoplankton yang tersebar di perairan. Sedangkan hutan hanya menyumbang oksigen di bumi sekitar 20 persen.

Prof. Dr. Ir. Zahidah, M.S. selaku guru besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran menyampaikan bahwa fitoplankton berkontribusi secara signifikan untuk menghasilkan oksigen di bumi.

Baca Juga: Air dalam Perspektif Sains dan Al Quran

Berdasarkan hasil kajian LIPI, fitoplankton tak hanya sebagai penghasil oksigen. Fitoplankton juga memiliki kemampuan dapat mengikat karbondioksida dari atmosfer. Kemampuan tersebut digunakan sebagai pengendali iklim.

Fitoplankton akan mudah tumbuh dengan sangat cepat dan menghasilkan biomassa yang banyak jika pada ekosistem perairannya terganggu. Hal seperti itu dapat mengakibatkan terjadinya peristiwa blooming algae.

Blooming algae adalah ledakan populasi di suatu perairan yang diakibatkan oleh banyaknya nutrisi yang masuk ke perairan. Dampak dari blooming algae akan menimbulkan kematian pada berbagai jenis organisme karena terpapar oleh racun yang dihasilkan oleh proses ekskresi organisme.

Arief juga mengatakan jika terjadi peristiwa tersebut oksigen yang sudah diproduksi fitoplankton akan digunakan bakteri untuk menguraikan organisme yang sudah mati.

Baca Juga: Hukum Tarik Menarik atau Law of Attraction, Pengertian dan Sejarahnya

Jika sudah seperti itu, perairan tersebut akan menjadi dead zone, perairan yang mempunyai kandungan oksigen yang sangat rendah.

Untuk menghindari terjadinya peristiwa blooming algae perlu dilakukan pengurangan pencemaran nutrien yang masuk ke perairan. Contohnya tidak membuang limbah ke perairan.

Jumlah fitoplankton di perairan dapat berubah-ubah, dapat berkurang maupun bertambah. Sangatlah diperlukan untuk menjaga keseimbangan jumlah fitoplankton agar dapat menghasilkan oksigen yang optimal.

Meskipun fitoplankton mempunyai peran lebih besar daripada tumbuhan di darat, bukan berarti kita tidak menjaga kelestarian tumbuhan di darat. Keseimbangan antara ekosistem darat dan ekosistem laut harus tetap dijaga karena keduanya saling berkaitan.***

Editor: Iksan

Tags

Terkini

Terpopuler