Facebook dan Twitter Diminta untuk Tegas Menghentikan Kaum Antivaksin

- 25 Maret 2021, 09:06 WIB
China Beri dukungan Indonesia jadi pusat pengadaan vaksin corona
China Beri dukungan Indonesia jadi pusat pengadaan vaksin corona /pixabay/fernandozhiminaicela

MALANG TERKINI -  Rabu, 23 Maret 2021, Jaksa Agung 12 negara bagian AS mengatakan Facebook Inc dan Twitter Inc bertindak terlalu sedikit untuk menghentikan pengguna platform mereka yang menyebarkan informasi palsu bahwa vaksin virus corona tidak aman.

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Twitter Jack Dorsey, para jaksa agung dari Partai Demokrat mengatakan “anti vaxxers” merupakan kelompok orang yang tidak percaya vaksin, mereka tidak memiliki keahlian medis dan sering dimotivasi oleh keuntungan finansial telah menggunakan platform tersebut untuk meremehkan bahaya Covid-19 dan membesar-besarkan risiko vaksinasi.

Dilansir Malang Terkini dari Reuters, mereka meminta kedua perusahaan tersebut untuk menegakkan pedoman komunitas mereka sendiri dengan cara menghapus atau menindaklanjuti kesalahan informasi terhadap vaksin.

Baca Juga: Google Atasi Beberapa Permasalahan di Android dengan Perbarui Chrome dan WebView

Surat itu tertulis bahwa “anti-vaxxers” mengontrol 65 persen konten antivaksin publik di Facebook, Instagram, dan Twitter, serta memiliki lebih dari 95 juta pengikut di platform tersebut dan juga YouTube.

Ia juga mengatakan beberapa misinformasi menargetkan orang kulit hitam dan komunitas kulit berwarna lainnya di mana tingkat vaksinasi tertinggal.

“Mengingat ketergantungan anti-vaxxers pada platform Anda, Anda diposisikan secara khusus untuk mencegah penyebaran informasi yang salah tentang vaksin virus corona yang menimbulkan ancaman langsung terhadap kesehatan dan keselamatan jutaan orang Amerika di negara bagian kami dan itu akan memperpanjang jalan kami menuju pemulihan, tulis surat tersebut.

Juru bicara Facebook Dani Lever menyatakan perusahaan telah menghilangkan jutaan keping Covid-19 dan kesalahan informasi vaksin, dan mencoba untuk memerangi "keraguan vaksin" dengan secara teratur mengarahkan pengguna ke informasi yang dapat diandalkan dari otoritas kesehatan.

Twitter mengatakan telah menghapus lebih dari 22.400 tweet sehubungan dengan kebijakannya terhadap postingan Covid-19, dan memprioritaskan penghapusan konten yang dapat menyebabkan kerusakan "dunia nyata".

Halaman:

Editor: Ianatul Ainiyah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x