Renggio-Emilia, Sebuah Metode Mengajar Anak

- 29 Juli 2021, 15:44 WIB
Ilustrasi: Reggio-Emilia adalah metode pendidikan dengan 4 prinsip dasar
Ilustrasi: Reggio-Emilia adalah metode pendidikan dengan 4 prinsip dasar /Pixabay/Jorgeduardo

MALANG TERKINI – Jika anda bercita-cita menjadi seorang pendidik, mari berkenalan dengan Reggio-Emilia.

Dikutip dari Website Singapore Global Indian International School, Reggio-Emilia adalah sebuah metode pembelajaran yang berfokus pada siswa Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD)

Adapun pembelajaran yang diberikan oleh guru adalah sebagian besar dari pengalan dan yang didorong oleh adanya hubungan.

Baca Juga: 6 Tips Belajar Bahasa Inggris Menurut Gita Savitri

Untuk lebih jelasnya, simak 4 prinsip dasarnya.

Menghadirkan kurikulum yang baru.

Kurikulum yang baru ini dalam pelaksanaannya, Guru berusaha untuk tetap menghadirkan orang tua agar terlibat dalam pembelajaran. 

Dengan demikian sang anak akan merasa nayaman dan leluasa dalam memahami apa yang diajarkan.

Proyek Mendalam .

Pada bagian ini, mungkin mirip seperti penugasan yang diberikan pada Mahasiswa atau Mahasiswi Fakultas Teknik di universitas.

Akan tetapi, pola pengajaran ini tidak sekaku itu. Guru membuat peserta didik mengerjakan tugas dalam jangka watu yang lama.

dalam pelaksanaannya, Guru membentuk tugas tersebut sebagai bentuk petualangan yang mengasyikkan bagi muridnya.

Baca Juga: 8 Tips Ala Ibu Rumah Tangga agar Anak Tidak Jenuh Belajar Selama Pandemi Covid-19

Kolaborasi

Model ini, siswa diminta untuk masuk dalam suatu kelompok persekawanannya dalam kelas.

Disitu, mereka akan melaksanakan kegiatan kolaboratif untuk mengasah kognitifnya. Kegiatan kolaboratif itu bisa saja sebuah permainan.

Akan tetapi, yang menjadi titik tekan adalah, dalam kelompok belajar ini, anak diupayakan untuk memahami apa itu negosiasi.

Mereka diminta juga membandingkan dan mendiskusikan solusi satu sama lain.

Bagian  ini dimaksudkan untuk mengasah kemampuan iterpersonal mereka.

Sebagai catatan, dalam kegiatan kolaboratif ini, Guru harus tetap mendampingi dan memastikan agar setiap anak dihargai oleh lawan bicaranya.

Ini dimaksudkan agar si anak tidak mendapatkan tekanan psikis dari pola baru yang ia hadapi. 

Selain itu, penghargaan atas pendapatnya dapat menjadi alasan tumbuhnya percaya diri bagi si anak.

Baca Juga: Terlalu Lama Belajar di Rumah, 11 Pelajar SMP di Gorontalo Menikah Muda

Pengembangan representasi

Dalam pola ini, Guru memberikan ruang untuk siswanya menunjukakan karya yang mereka miliki.

Karya ini dapat berupa gambar, kemapuan bernyanyi, memainkan sebuah permainan, dan banyak hal lainnya yang membuat si anak yakin atas kemampuannya sendiri.

Guru juga dipersilahkan untuk emciptakan ide-ide baru yang memungkinkan anak memahami subjek dengan cara yang paling nyaman bagi mereka.

Singkatnya, metode ini mengharuskan agar Guru merancang ruang kelas untuk membangun rasa ingin tau dalam diri siswanya.

Namun demikian, bukan saja ditujukan untuk seorang Guru, anda sebagai orang tua juga bisa memperaktikkan metode ini di rumah masing-masing.***

Editor: Lazuardi Ansori

Sumber: Singapore Global Indian International School


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah