3 Penemuan Ibnu Sina dalam Dunia Kedokteran

- 12 September 2021, 06:45 WIB
Ilustrasi: Tiga temuan Ibnu Sina dalam dunia kedokteran
Ilustrasi: Tiga temuan Ibnu Sina dalam dunia kedokteran /Pixabay/Sasint


MALANG TERKINI - Ibnu Sina adalah salah satu ilmuwan muslim yang berpengaruh, khususnya dalam kedokteran.

Bahkan dia dikenal sebagai bapak kedokteran dunia. Nama lengkap Ibnu Sina ialah Abu Ali Al-Husin bin Abdullah bin Sina.

Ibnu Sina mendapatkan gelar Asy-Syaikh Ar-Ra'is berkat kemampuannya yang begitu menonjol di masanya.

Baca Juga: Ibnu Sina, Ilmuwan Muslim yang Jadi Bapak Kedokteran Dunia

Orang Eropa menyebut dia Avicenna. Dengan nama inilah Ibnu Sina dikenal dalam bahasa latin dan seluruh bahasa Eropa.

Dalam sebagian buku juga menyebut Ibnu Sina "Amirul Athibba" atau pemimpin para dokter. Adapula yang memberinya gelar "Al-Mu'allim Ats-Tsalits" atau guru ketiga.

Dalam buku 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam, disebutkan beragam penemuan Ibnu Sina dalam kedokteran.

Baca Juga: Profil dan Biodata Teuku Ryan, Pria Tampan Diduga Pacar Ria Ricis dan Akan Segera Menikah

Namun dalam tulisan kali ini akan disebutkan tiga penemuannya dibidang kedokteran.

1. Cara Pengobatan

Dialah orang pertama yang menemukan cara mengobati orang sakit dengan menyuntikkan obat ke bawah kulitnya.

Baca Juga: Link Cek Status dan Download Sertifikat Vaksin Dosis 1 dan 2 di PeduliLindungi

2. Mengobati Orang Tercekik Kerongkonannya

Ibnu Sina membuat  pipa udara yang terbuat dari bahan emas dan perak.

Kemudian pipa ini dimasukkan ke dalam mulut, hingga ke kerongkongan orang yang tercekik dan sulit bernapas.

Hingga sekarang alat ini masih digunakan untuk mengobati penyakit yang sama.

Baca Juga: Reward Garena! Kode Redeem FF 12 September 2021 Permanen, Ada M1887 dan Emote Shoot Gratis

Juga masih digunakan oleh dokter anesthesia untuk memasukkan gas bius dan oksegen ke dada. Bedanya alat ini dibuat dari karet atau plastik.
 
3. Obati Penyakit di Kepala

Ibnu Sina mengatakan bahwa tulang kepala berbeda dengan tulang lainnya di saat pecah.

Sebab tulang ini tidak akan menyatu lagi dengan kuat. Sebab posisi tulang ini hanya diikat selaput saja, seperti tulang lainnya, namun tidak kuat.

Ibnu Sina membagi dua bentuk yang terjadi pada kepala yang pecah, yakni tertutup  dan terbuka.

Baca Juga: Dilecehkah Lawan Mainnya, Heo Yi Jae Bintang Drakor Princess Hours Memilih Hengkang dari Dunia Hiburan

Jika tertutup, biasanya tidak ada luka. Namun berbahaya karena bisa menjadi tumor dan menyebabkan tertahannya darah maupun nanah.

Penanganannya kata Ibnu Sina ialah perlu membelahnya. Jika tidak, maka akan merusak tulang dari bawah.

Jika tidak dilakukan, maka penderita akan mengaalami kehilangan akal maupun gejala lainnya.

Sedangkan kepala yang pecah terbuka biasanya ada luka. Di sini seorang dokter perlu mempertimbangkan kondisi pecahnya.

Baca Juga: Info Vaksin Malang: Vaksinasi Gratis di RS Marsudi Waluyo bagi Masyarakat Umum, 13 sampai 18 September 2021

Kemudian seberapa kerasnya sesuatu yang menyebabkan kepala pecah. Barulah bisa ditemukan penanganannya.

Demikian tiga temuan Ibnu Sina di dalam dunia kedokteran.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: 147 Ilmuwan terkemuka dalam Sejarah Islam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x